Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Ukraina Tuding Rusia Kerahkan Pasukan ke Perbatasan

Kompas.com - 02/04/2021, 09:46 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

KIEV, KOMPAS.com - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuding, Rusia sudah mengerahkan pasukan ke perbatasan negaranya.

Pernyataannya muncul setelah pekan ini, pejabat AS dan Ukraina mendeteksi pergerakan tentara "Negeri Beruang Merah".

Mereka mendeteksi adanya perubahan posisi di kawasan Crimea maupun perbatasan yang dikuasai pemberontak pro-Kremlin.

Baca juga: AS dan Uni Eropa Tegaskan Crimea Milik Ukraina

"Unjuk kekuatan dalam bentuk latihan militer, dan kemungkinan provokasi di perbatasan adalah kebiasaan Rusia," jelas Zelensky.

Dia menuduh Moskwa sudah menciptakan "atmosfer mengancam", saat Kiev berharap melanjutkan gencatan senjata sejak tahun lalu.

Pekan ini, dua negara saling menyalahkan buntut meningkatnya ketegangan pasukan pemerintah dengan pemberontak di utara Ukraina.

Presiden Ukraina sejak 20 Mei 2019 itu mengungkapkan, 20 tentaranya tewas dan 57 terluka sejak awal 2021.

Korban terbaru diumumkan pada Kamis (1/4/2021), dengan kementerian menuding pelakunya adalah kelompok separatis.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menyatakan, mereka tidak akan meninggalkan Kiev sendirian di tengah meningkatnya ketegangan dengan Rusia.

Baca juga: 7 Tahun Setelah Dimulainya Agresi Militer Rusia terhadap Ukraina

Sementara Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba berujar, dia membahas ketegangan itu dengan Menlu Kanada, Marc Gameau.

Dilansir AFP, intelijen militer menyatakan Moskwa berusah memperbesar daerahnya di Donetsk dan Lugansk.

Dalam pernyataannya, telik sandi meyakini bahwa bukan tidak mungkin tentara "Negeri Beruang Merah" bakal menyusup lebih dalam ke daerah mereka.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menuding tuduhan Ukraina, dan mengeklaim mereka bebas memindahkan pasukan ke teritori mereka.

Baca juga: Ukraina Blokir Tiga Saluran TV, Dituding Lakukan Propaganda Rusia

Peskov kemudian menjamin, pergerakan tersebut tidak memberikan ancaman sehingga seluruh pihak tak perlu khawatir.

"Adapun kabar partisipasi militer Rusia di daerah konflik di wilayah Ukraina, kami tak pernah melakukannya," jelasnya.

Perang di kawasan utara pecah pada 2014, ketika Rusia menjajah Crimea menyusul aksi protes yang melengserkan Viktor Yanukovych, yang pro-Kremlin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com