Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Venezuela Usulkan Barter Vaksin Covid-19 dengan Minyak, Enggan "Mengemis" ke Negara Lain

Kompas.com - 29/03/2021, 18:55 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

CARACAS, KOMPAS - Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengusulkan pembayaran vaksin virus Covid-19 dengan minyak, pada Minggu (28/3/2021).

Namun, dia tidak memberikan rincian tentang bagaimana skema semacam itu akan bekerja.

Ekspor minyak mentah negara OPEC yang dilanda krisis ini, telah anjlok ke level terendah dalam beberapa dekade. Kondisi ini terjadi sejak Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi kepada perusahaan minyak negara Petroleos de Venezuela pada 2019.

Sanksi Washington membuat Venezuela memotong ekspor ke AS, dan menghalangi banyak pelanggan lain untuk membeli minyak Venezuela juga.

Baca juga: Berkaca dari Kasus Wanita di Venezuela, Ini 5 Faktor Orang Sembunyikan Hasil Positif Covid-19

Maduro mengatakan Venezuela sedang berjuang untuk membayar vaksin Covid-19 dari mekanisme Covax Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang menyediakan akses vaksin ke negara-negara miskin.

Kebutuhan itu coba dipenuhi dengan dana Venezuela yang dibekukan di rekening luar negeri karena sanksi, dan melalui pengiriman minyak.

"Venezuela memiliki kapal minyak dan memiliki pelanggan yang akan membeli minyak kami," kata Maduro dalam pidato televisi pemerintah melansir Reuters.

"Kami siap untuk (menukar) minyak dengan vaksin, tapi kami tidak akan memohon pada siapa pun."

Venezuela telah menerima dosis vaksin dari sekutunya Rusia dan China.

Pemerintah dan oposisi telah melakukan pembicaraan dengan Pan American Health Organisation (PAHO) mengenai akses Venezuela ke vaksin melalui Covax.

Baca juga: Venezuela Menambah Daftar Negara yang Tolak Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Tetapi pemerintahnya pekan lalu menyatakan mereka tidak akan menerima vaksin AstraZeneca PLC, salah satu inokulasi utama yang digunakan oleh Covax di Amerika Latin.

Washington mencap Maduro, yang telah menyaksikan keruntuhan ekonomi negara Amerika Selatan itu sejak menjabat pada 2013, sebagai diktator.

Presiden 58 tahun itu dituding mencurangi pemilihan kembali pada 2018, dan telah melanggar hak asasi manusia dalam tindakan keras terhadap perbedaan pendapat.

Maduro mengatakan Washington berusaha untuk menggulingkannya dalam kudeta untuk mengontrol cadangan minyak Venezuela, yang diklaim sebagai yang terbesar di dunia.

Baca juga: India Tahan Semua Ekspor Utama Vaksin Covid-19 AstraZeneca, Distribusi Covax Terancam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com