Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/03/2021, 13:03 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

CARACAS, KOMPAS.com – Bank Sentral Venezuela (BCV) mengumumkan tiga pecahan uang kertas baru yakni 200.000 bolivar Venezuela, 500.000 bolivar Venezuela, dan 1 juta bolivar Venezuela.

Pengumuman itu disampaikan BCV pada Jumat (5/3/2021) sebagaimana dilansir Deutsch Welle.

Pecahan uang kertas baru tersebut akan beredar bersama pecahan uang kertas 10.000 bolivar Venezuela, 20.000 bolivar Venezuela, dan 50.000 bolivar Venezuela yang saat ini digunakan.

Faktanya, nilai tukar mata uang Venezuela sangatlah jauh dibandingkan mata uang lain di seluruh dunia, apalagi terhadap dollar AS.

Baca juga: Berkaca dari Kasus Wanita di Venezuela, Ini 5 Faktor Orang Sembunyikan Hasil Positif Covid-19

Melansir exchange-rates.org pada Sabtu, 1 dollar AS setara dengan 1,8 juta bolivar Venezuela. Sedangkan Rp 1 setara dengan 131 bolivar Venezuela.

Itu artinya, jika ada yang menukar uang Rp 100.000 ke bolivar Venezuela, maka akan mendapat sekitar Rp 13 juta bolivar Venezuela.

Pecahan uang kertas terbaru tersebut akan mulai beredar secara bertahap mulai Senin (8/3/2021), menurut pesan singkat dari BCV.

Selama beberapa tahun terakhir, pemerintah Venezuela telah beralih ke pencetakan uang kertas baru pada denominasi yang berbeda sebagai cara untuk mengatasi inflasi yang melonjak.

Baca juga: Promosikan Obat Ajaib Covid-19, Presiden Venezuela Dibanjiri Kritik

BCV melaporkan tingkat inflasi antar-tahun berjalan berada di angka 2.665 persen pada Januari.

"Pecahan uang baru ini akan melengkapi dan mengoptimalkan denominasi saat ini, untuk memenuhi persyaratan ekonomi nasional," kata BCV dalam sebuah pernyataan.

Dilansir dari Reuters, Venezuela dulunya merupakan negara makmur karena minyak buminya yang melimpah.

Namun, anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) tersebut mengalami kejatuhan ekonomi selama tujuh tahun terakhir.

Baca juga: Warga Desa Miskin Panen Harta Karun di Pesisir Pantai Venezuela: Ini Agenda Tuhan

Hal itu didorong oleh jatuhnya harga minyak yang menyebabkan penurunan impor dan defisit fiskal yang menganga, mendorong bank sentral untuk mencetak lebih banyak bolivar Venezuela.

Hiperinflasi dan erosi nilai bolivar Venezuela selama bertahun-tahun telah menyebabkan rakyat Venezuela menggunakan dollar AS untuk banyak transaksi sehari-hari.

Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyebut penggunaan dollar AS secara informal tersebut adalah "katup pelarian" sambil menyalahkan sanksi AS atas kesengsaraan ekonomi.

Para kritikus mengatakan akar dari keruntuhan ekonomi Venezuela terletak pada kebijakan yang terlalu dianggap mengintervensi pasar oleh Maduro dan mantan Presiden Venezuela Hugo Chavez.

Baca juga: Dianggap Tak Kredibel, AS dan UE Tolak Pemilihan Parlemen Venezuela

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com