UE sejauh ini menolak mendistribusikan bantuan di daerah yang dikendalikan oleh pemerintah Presiden Bashar Assad.
Dikatakan bahwa UE hanya akan siap untuk mengambil pendekatan, jika ada kemajuan nyata menuju solusi politik dari rezim Assad.
Baca juga: Wilayah Utara Suriah Dihantam Rudal, Warga Sipil Jadi Korban
Namun, badan amal Katolik Jerman, Caritas, meminta bantuan untuk proyek rekonstruksi di daerah yang dikendalikan oleh pemerintah.
Presiden Caritas Peter Neher menggambarkan situasi kemanusiaan di negara itu layaknya "bencana".
Dia mengatakan fokus bantuan darurat yang sebelumnya harus diubah.
"Kami harus mengizinkan tindakan rekonstruksi yang ditargetkan, bahkan di daerah di bawah kendali rezim (Assad)," kata Neher kepada kantor berita DPA.
Neher mengatakan penting untuk membangun kembali infrastruktur yang hancur dan menarik perhatian pada fakta bahwa sekitar 2,5 juta anak sudah putus sekolah.
"Kami ingin membantu orang, agar mereka punya atap di atas kepala mereka lagi," katanya.
"Kami ingin membangun kembali taman kanak-kanak, sekolah, dan fasilitas kesehatan," terangnya.
Baca juga: Polisi Inggris Selidiki Istri Presiden Suriah atas Tuduhan Terorisme
Dengan meningkatnya kemiskinan di Suriah, anggota partai kiri parlemen Eropa Ozlem Alev Demirel mengatakan bahwa Brussel harus memikirkan kembali pendekatannya.
“Realitas bagi masyarakat adalah mereka sekarang dalam situasi di mana mereka tidak memiliki makanan, mereka tidak memiliki rumah sakit, mereka tidak memiliki sekolah, mereka tidak memiliki pandangan untuk hidup mereka,” kata Demirel.
"Jika UE benar-benar ingin melakukan sesuatu untuk menentang perang ini dan ingin melakukan sesuatu untuk rakyat di Suriah, UE harus membantu untuk merekonstruksi negara dan benar-benar membantu rakyat untuk mendapatkan perspektif di negara mereka," tandasnya.
Angka PBB menunjukkan bahwa sekitar 12,4 juta orang atau hampir 60 persen dari penduduk Suriah, menderita kelaparan, yang mana mereka hanya dapat bertahan hidup dari bantuan makanan yang meningkat 2 kali lipat dalam setahun.
Baca juga: 10 Tahun Perang Saudara Suriah, 388.000 Nyawa Hilang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.