Media lokal melaporkan, pernyataan itu memicu panggilan dari Mahkamah Agung untuk meminta penjelasan dari Presiden yang menjabat sejak awal 2019 itu.
Baca juga: Brasil Catat Rekor Suram Lagi, 100.000 Kasus Covid-19 dalam Sehari
Azevedo e Silva sering menolak langkah Bolsonaro. Menteri Pertahanan yang baru saja dicopot itu telah lebih dari sekali menerbitkan pernyataan, yang menegaskan kembali peran angkatan bersenjata sebagai lembaga negara dan bukan sebagai badan pemerintah.
Dia telah memimpin kementerian pertahanan sejak presiden menjabat pada Januari 2019.
"Selama periode ini, saya mempertahankan angkatan bersenjata sebagai lembaga negara," tulis Azevedo e Silva dalam pernyataan singkat setelah pemecatannya pada Senin (29/3/2021).
Sementara perkembangan baru-baru ini memperjelas ada kesenjangan yang semakin lebar antara Bolsonaro dan angkatan bersenjata karena pandemi memburuk.
Menurut catatan Covid-19 Brasil pada Selasa (30/3/2021), negara itu melaporkan rekor 3.780 kematian dalam sehari akibat infeksi virus ini.
Namun ahli Amorim Neto, mengatakan Brasil tidak berisiko mengalami kudeta.
“Meskipun dia telah bekerja sama dengan Bolsonaro, Jenderal Braga Netto terikat pada aturan hukum dan Konstitusi. Dia konservatif tapi bukan Bolsonarista yang fanatik, "katanya.
“Satu hal yang pasti adalah ada tingkat toleransi tertentu, terhadap ekses politik Bolsonaro. (Dan) Untuk mendukung ide-idenya yang penuh petualangan, adalah sesuatu hal yang sangat berbeda.
Baca juga: Dalam 24 Jam di Brasil 3.251 Orang Meninggal akibat Covid-19
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.