Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Myanmar Damai, Paus Fransiskus Siap "Berlutut di Jalan"

Kompas.com - 17/03/2021, 20:49 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

VATICAN CITY, KOMPAS.com – Paus Fransiskus memohon agar diakhirinya pertumpahan darah di Myanmar dan diubah menjadi dialog yang damai.

Paus menambahkan, dia rela "berlutut" di jalanan Myanmar agar kekerasan di Myanmar berhenti.

Pernyataan itu disampaikan Paus Fransiskus di Vatican City, Vatikan, pada Rabu (17/3/2021) sebagaimana dilansir Associated Press.

Kekerasan masih terus terjadi di Myanmar dengan pasukan keamanan membubarkan demonstran melalui cara yang brutal.

Baca juga: Sinyal Keretakan Hubungan, Biksu Myanmar Tuding Junta Militer Bunuh Warga Sipil

Militer Myanmar mengambil alih kekuasaan setelah menahan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.

Hal itu memicu gelombang demonstrasi besar di seluruh penjuru Myanmar. Tentara dan polisi Myanmar membubarkan demonstran dengan kekerasan, bahkan membunuh.

Melansir Reuters, hingga Selasa (16/3/2021), sekitar 180 demonstran dilaporkan tewas di tangan pasukan keamanan Myanmar.

“Sekali lagi dan dengan kesedihan terdalam yang saya rasakan, saya merasa perlu untuk berbicara tentang situasi di Myanmar,” kata Paus.

Baca juga: Pemakaman Massal Terjadi di Myanmar Saat 149 Orang Telah Dibunuh Junta Militer

“Banyak orang, kebanyakan dari mereka masih muda, kehilangan nyawa mereka untuk meletakkan harapan kepada negara mereka,” sambung Paus.

Dalam bahasa yang melambangkan apa yang telah dilakukan pengunjuk rasa, Paus Fransiskus siap untuk berlutut di Myanmar untuk mengehntikan kekerasan.

"Bahkan saya (siap) berlutut di jalan-jalan Myanmar dan berkata 'hentikan kekerasan’,” sambung Paus Fransiskus.

Paus Fransiskus mungkin merujuk pada video dan foto seorang biarawati Katolik yang memohon agar pasukan keamanan tidak menembaki demonstran.

Baca juga: Pengunjuk Rasa Myanmar Bantah Bakar Pabrik-pabrik China, Tuding Ada Setting-an Militer

Beberapa waktu lalu, seorang biarawati bernama Suster Ann Roza Nu Tawng berlutut di hadapan polisi Myanmar dan bersedia ditembak asal polisi tidak menembaki demonstran

Foto Suster Ann Roza Nu Tawng yang berlutut di hadapan sepasukan polisi beredar luas di internet dan menjadi simbol baru yang penuh kasih di Myanmar.

Paus Fransiskus, yang mengunjungi Myanmar pada 2017, bertutur bahwa darah tidak menyelesaikan apa pun dan dialog harus menang.

Pemimpin Katolik Roma Myanmar Charles Maung Bo juga menyerukan diakhirinya pertumpahan darah di negara tersebut.

Baca juga: Militer Myanmar: Diperintah Terang-terangan Tembak Warga Sipil, Bahkan Bunuh Orangtua Sendiri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penembakan di Afghanistan, 3 Turis Spanyol Tewas, 7 Lainnya Terluka

Penembakan di Afghanistan, 3 Turis Spanyol Tewas, 7 Lainnya Terluka

Global
[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

Global
WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com