Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Tolak Pembicaraan Awal Kesepakatan Nuklir dengan AS dan UE

Kompas.com - 01/03/2021, 13:28 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Kantor berita resmi IRNA melaporkan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Iran menilai “masih belum ada perubahan dalam posisi dan tindakan AS.”

AS juga disebut tidak meninggalkan kebijakan tekanan maksimum yang dijalankan Trump. Bahkan Biden belum juga mengumumkan komitmennya untuk melaksanakan tugasnya di JCPOA dan resolusi terkait Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Penerapan kesepakatan awal, yang mencabut semua sanksi terkait nuklir, "bukan sekadar masalah memberi dan menerima Tindakan ini membutuhkan negosiasi atau resolusi di Dewan Gubernur [IAEA], kata Khatibzadeh.

Baca juga: AS Siap Bertemu Iran untuk Bahas Ulang Perjanjian Nuklir 2015

Warisan masalah pendahulu

Tekad Biden memasuki kembali kesepakatan nuklir menghadapi sejumlah tantangan. Setelah penarikan diri Presiden Donald Trump dan penerapan sanksi berat terhadap ekspor minyak Iran, Iran akhirnya mulai melanggar ketentuan perjanjian.

Selain meningkatkan kuantitas dan kualitas pengayaan uranium yang diizinkan. Pada Februari negara timur tengah itu dilaporkan mulai memproduksi uranium logam, yang menurut para analis dapat digunakan dalam produksi hulu ledak nuklir.

Iran telah berulang kali mengatakan tidak memiliki program senjata dan hanya tertarik pada produksi tenaga nuklir.

Tapi menurut Pemerintah Biden, ”waktu bebas” Iran menyusut dari sekitar satu tahun di bawah kesepakatan menjadi tiga atau empat bulan. Dalam selang waktu itu, Iran diyakini punya waktu cukup untuk mengumpulkan bahan fisil dan menghasilkan senjata.

Baca juga: Kesepakatan Nuklir, Menlu AS: Jalan Diplomasi Terbuka untuk Iran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com