Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duta Besar Myanmar Desak PBB Lakukan "Berbagai Cara" untuk Hentikan Kudeta Militer

Kompas.com - 27/02/2021, 09:31 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber REUTERS

NAYPIYDAW, KOMPAS.com - Duta Besar Myanmar mendesak PBB untuk menggunakan "berbagai cara" agar kudeta militer dihentikan.

Melansir Reuters pada Sabtu (27/2/2021), seruan itu disampaikan atas nama pemerintah terpilih Myanmar yang digulingkan saat polisi menindak para pengunjuk rasa anti-kudeta.

Negara Asia Tenggara itu mengalami krisis sejak militer merebut keuasaan pada 1 Februari dan menahan pemimipin terpilih Aung San Suu Kyi serta sekutu dari partainya.

Baca juga: Demo Myanmar Ricuh, Pendukung Militer Serang Pedemo dengan Pisau

Militer Myanmar menuduh terjadi kecurangan dalam pemilu pada November lalu yang mengeluarkan hasil kemenangan bagi Aung San Suu Kyi.

Kudeta kemudian mendorong ratusan ribu orang demonstran turun ke jalanan dan memicu kecaman dari negara-negara Barat hingga diberlakukannya sanksi terbatas.

Baca juga: Resmi, Militer Myanmar Dilarang Gunakan Facebook dan Instagram

Duta Besar Myanmar, Kyaw Moe Tun mengatakan kepada Majelis Umum PBB bahwa dia bicara atas nama pemerintah Suu Kyi dan mengimbau badan tersebut "untuk menggunakan segala cara yang diperlukan guna mengambil tindakan terhadap militer Myanmar serta untuk memberikan keselamatan dan keamanan bagi rakyat."

"Kami membutuhkan tindakan sekuat mungkin lebih lanjut dari komunitas internasional untuk segera mengakhiri kudeta militer, untuk menghentikan penindasan terhadap orang-orang yang tidak bersalah...dan untuk memulihkan demokrasi," kata Moe Tun di hadapan 193 anggota Majeliis Umum PBB, yang disambut dengan tepuk tangan.

Baca juga: 137 LSM dari 31 Negara Minta PBB Embargo Senjata ke Myanmar

Mengakhiri pesannya, Kyaw Moe Tun, seorang diplomat karir, memberikan hormat tiga jari dari pengunjuk rasa pro-demokrasi dan mengumumkan dengan bahasa Burma, "tujuan kami adalah menang."

Sementara ini, junta militer Myanmar belum berkomentar soal pidato dan desakan Kyaw Moe Tun di pertemuan PBB.

Baca juga: Menlu dari Junta Militer Myanmar Berdiskusi dengan Thailand dan Indonesia

Para penentang kudeta militer Myanmar memuji Kyaw Moe Tun sebagai pahlawan.

“Rakyat akan menang dan junta yang terobsesi dengan kekuasaan akan jatuh,” tulis salah satu pemimpin demonstran, Ei Thinzar Maung, di Facebook.

Utusan khusus PBB untuk Myanmar Christine Schraner Burgener mendorong badan dunia itu memberikan "sinyal yang jelas dalam mendukung demokrasi" dan mengatakan kepada Majelis Umum bahwa tidak seharusnya ada negara yang mengakui atau melegitimasi junta militer.

Baca juga: Tato Wajah Aung San Suu Kyi Jadi Tren Atribut Massa Anti-Kudeta Militer Myanmar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

Global
Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Global
Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Global
PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

Global
[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

Global
Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Global
Pemerintah Arab: Ibadah Haji Tanpa Izin akan Ditahan dan Kena Sanksi

Pemerintah Arab: Ibadah Haji Tanpa Izin akan Ditahan dan Kena Sanksi

Global
Tank Israel Terus Bergerak ke Rafah, Warga Sipil Kembali Mengungsi

Tank Israel Terus Bergerak ke Rafah, Warga Sipil Kembali Mengungsi

Global
Pengadilan Tinggi PBB Bakal Gelar Sidang Terkait Serangan di Rafah

Pengadilan Tinggi PBB Bakal Gelar Sidang Terkait Serangan di Rafah

Global
Seperti Ini 5 Tahun Persahabatan Putin dan Xi Jinping

Seperti Ini 5 Tahun Persahabatan Putin dan Xi Jinping

Global
Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Internasional
Meninju Buaya demi Selamatkan Saudara, Wanita Ini Terima Penghargaan Keberanian Raja Inggris

Meninju Buaya demi Selamatkan Saudara, Wanita Ini Terima Penghargaan Keberanian Raja Inggris

Global
Skandal Mantan Pengacara Militer Bocorkan Dokumen Perang Afghanistan

Skandal Mantan Pengacara Militer Bocorkan Dokumen Perang Afghanistan

Global
Israel: Kendaraan PBB Kena Serangan karena di Zona Tempur Rafah

Israel: Kendaraan PBB Kena Serangan karena di Zona Tempur Rafah

Global
Israel Dilaporkan Telah 8 Kali Menyerang Kelompok Bantuan di Gaza Sejak Oktober

Israel Dilaporkan Telah 8 Kali Menyerang Kelompok Bantuan di Gaza Sejak Oktober

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com