MANILA, KOMPAS.com - Filipina akan mengizinkan ribuan tenaga kesehatannya bekerja di Inggris dan Jerman. Asalkan, kedua negara itu setuju menyumbangkan vaksin virus corona bagi negara di kawasan Asia Tenggara itu.
Hal itu disampaikan pejabat senior Filipina pada Selasa (23/2/2021), yang menjanjikan tenaga kesehatan (nakes) yang dikirim sebagian besar adalah perawat.
Kementerian Kesehatan Inggris mengatakan tidak tertarik dengan kesepakatan semacam itu. Sebab prioritasnya adalah menggunakan suntikan di dalam negeri.
Pejabat Pemerintah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson itu juga menambahkan pihaknya akan berbagi kelebihan vaksin secara internasional, tapi nanti di masa depan.
Filipina, memiliki jumlah kasus virus corona tertinggi di Asia. Negara ini telah melonggarkan larangan untuk menempatkan petugas kesehatannya di luar negeri. Tetapi masih membatasi jumlah profesional medis yang meninggalkan negara itu menjadi 5.000 per tahun.
Baca juga: Nakes Filipina Tidak Diberi Vaksin Sinovac karena Kemanjuran Rendah
Alice Visperas, direktur biro urusan internasional kementerian tenaga kerja, mengatakan Filipina terbuka untuk mencabut batasan tersebut. Tapi pihaknya meminta ada imbalan vaksin dari Inggris dan Jerman.
Vaksin itu ditargetkan digunakan untuk menyuntik pekerja yang keluar dan ratusan ribu orang Filipina yang dipulangkan.
Perawat termasuk di antara jutaan orang Filipina yang bekerja di luar negeri. Profesi itu memberikan lebih dari 30 miliar dollar AS (Rp 422,4 triliun) setahun, dalam bentuk devisa yang penting bagi perekonomian Filipina.
"Kami sedang mempertimbangkan permintaan untuk mencabut batas penyebaran, sesuai kesepakatan," kata Visperas kepada Reuters.
Inggris memiliki angka kematian akibat virus corona, tertinggi kelima di dunia. Sementara Jerman memiliki angka infeksi terbanyak ke-10 secara global.
Inggris mengatakan ada 11.000 lebih perawat yang bekerja di Layanan Kesehatan Nasional (NHS) dibandingkan tahun lalu.
Meskipun berterima kasih kepada 30.000 orang Filipina yang bekerja untuk NHS, Inggris menyatakan tidak perlu kesepakatan menukar vaksin untuk lebih banyak perawat.
"Kami tidak memiliki rencana untuk menyetujui kesepakatan vaksin dengan Filipina terkait dengan perekrutan perawat lebih lanjut," kata seorang juru bicara kementerian kesehatan Inggris, mengutip janji Boris Johnson untuk berbagi suntikan cadangan di akhir tahun.
"Kami telah mengonfirmasi akan berbagi kelebihan vaksin di masa depan - misalnya melalui kumpulan pengadaan internasional COVAX."
Baca juga: Pilih Suntik di Pantat, Presiden Filipina Tolak Divaksin Covid-19 secara Terbuka
Filipina ingin mendapatkan 148 juta dosis vaksin secara keseluruhan, sementara Inggris telah memesan lebih dari 400 juta dosis, enam kali lipat populasinya.