Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Filipina Gandeng China untuk Bantu Pulih dari Covid-19

Kompas.com - 17/01/2021, 06:28 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber REUTERS

MANILA, KOMPAS.com - Menteri luar negeri China dan Filipina pada Sabtu (16/1/2021) saling berkomitmen untuk bekerjasama memprioritaskan upaya pemulihan pasca pandemi Covid-19.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Maret memberlakukan salah satu lockdown terpanjang dan terketat di dunia untuk menahan virus corona.

Langkah itu membuat pertumbuhan ekonominya anjlok, setelah menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia sebelum pandemi.

Baca juga: Waspadai Varian Baru Virus Corona, Filipina Susul 40 Negara Tangguhkan Penerbangan dari Inggris

"Sebagai teman Filipina dan tetangga terdekat Anda, kami akan teguh berdiri bersama rakyat Filipina sampai virus ini terkalahkan," kata Menteri Luar Negeri China, Wang Yi dalam sambutan pembukaannya pada pertemuan dengan Menlu Manila.

Duterte telah mencari hubungan yang lebih hangat dengan Beijing sejak menjabat pada 2016, mengesampingkan perselisihan teritorial dengan imbalan janji bantuan, pinjaman, dan hibah, sebagaimana yang dilansir dari Reuters pada Sabtu (16/1/2021). 

Baca juga: Covid-19 di Filipina dan Kelahiran 200.000 Bayi yang Tak Direncanakan

“China memainkan peran yang sangat penting dalam menghidupkan kembali ekonomi kawasan kami,” kata Duterte.

"Mari kita lakukan semua yang kita bisa untuk menghidupkan kembali kegiatan ekonomi antara Filipina dan China," lanjutnya.

Istana presiden dalam sebuah pernyataan menyebutkan bahwa China akan mendonasikan 500.000 dosis vaksin Covid-19 ke Filipina, tanpa mengatakan vaksin mana yang akan ditawarkan.

Baca juga: Belum Disetujui Regulator, Filipina telah Beri Suntikan Vaksin Virus Corona kepada Tentara dan Anggota Kabinet

Dengan hampir mencatat 499.000 kasus virus corona dan hampir 9.900 kematian, Filipina memiliki infeksi dan korban Covid-19 tertinggi kedua di Asia Tenggara, setelah Indonesia.

Namun, Manila telah tertinggal dari negara-negara lain di kawasan dalam mengamankan vaksin virus corona.

Duterte mengatakan dia lebih suka mendapatkan vaksin Covid-19 dari China atau Rusia.

Baca juga: Cegah Penyebaran Varian Baru Virus Corona, Filipina Larang Kedatangan Pesawat dari AS

Negara tersebut membeli 25 juta dosis vaksin eksperimental yang dikembangkan oleh pembuat vaksin China, Sinovac Biotech, dengan 50.000 dosis pertama diharapkan tiba pada Februari.

Pada Sabtu, pejabat dari kedua negara menandatangani kesepakatan untuk hibah 500 juta yuan (Rp 1,085 triliun) dari China untuk mendanai infrastruktur, mata pencaharian, dan proyek lainnya di Filipina.

Mereka juga menandatangani kontrak komersial untuk skema kereta api senilai 940 juta dollar (Rp 2 triliun), 71 kilometer di utara ibu kota, kata duta besar Beijing untuk Manila dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Demi Babi Panggang, Warga Filipina Abaikan Aturan Kesehatan Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com