Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Disetujui Regulator, Filipina telah Beri Suntikan Vaksin Virus Corona kepada Tentara dan Anggota Kabinet

Kompas.com - 28/12/2020, 19:55 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber REUTERS

MANILA, KOMPAS.com - Beberapa tentara dan menteri kabinet Filipina telah menerima suntikan vaksin Covid-19 yang belum mendapatkan persetujuan regulator, kata para pejabat pada Senin (28/12/2020).

Letnan Jederal Cirilito Sobejana mengatakan bahwa beberapa tentara telah mendapatkan divaksinasi Covid-19 itu juga, tapi jumlahnya tidak banyak.

Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano kemudian juga mengatakan beberapa anggota kabinet telah menerima vaksin Covid-19, seperti yang dilansir dari Reuters pada Senin (28/12/2020).

Baca juga: Uni Eropa Vaksin 450 juta Warganya di Tengah Penyebaran Mutasi Covid-19

Sementera ini, tidak disebutkan vaksin merek apa yang telah digunakan oleh sebagian anggota kabinet dan tentara Filipina itu.

Kementerian kesehatan Filipina dalam sebuah pernyataan mengatakan semua vaksin harus terlebih dahulu dievaluasi oleh para ahli, dan “hanya vaksin yang telah disetujui dan ditemukan aman yang harus diberikan”.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Filipina, Rolando Enrique Domingo mengatakan bahwa regulator Filipina belum menyetujui vaksin Covid-19 apa pun, sehingga impor, distribusi, dan penjualan yang terjadi bersifat ilegal.

Baca juga: Jurnalis Warga China Dihukum 4 Tahun Penjara karena Siarkan Berita Covid-19

Domingo memperingatkan masyarakat bahwa vaksin Covid-19 yang tidak disetujui membuat mereka terancam terpapar "segala macam bahaya".

Ia juga mengatakan kepada CNN Filipina bahwa efek samping mungkin terjadi "terutama jika Anda tidak tahu bagaimana hal ini ditangani".

Sejauh ini hanya Pfizer yang telah mengajukan permohonan persetujuan penggunaan darurat untuk vaksin Covid-19 di Filipina, sementara aplikasi uji coba tahap akhir Sinovac, Gamaleya, Janssen Johnson & Johnson, dan Clover, belum disetujui.

Baca juga: Putin Memutuskan Akan Menerima Vaksin Covid-19

Wakil Menteri Kesehatan Filipina Maria Rosario Vergeire mengatakan, kementerian tidak memiliki informasi tentang vaksinasi tentara.

Juru bicara militer Kolonel Edgard Arevalo mengatakan tidak ada sanksi suntikan vaksin virus corona oleh pimpinan angkatan bersenjata.

Arevalo mengatakan bahwa pihak yang sudah menerima vaksin Covid-19 itu termasuk anggota unit keamanan khusus yang ditugaskan kepada Presiden Rodrigo Duterte.

Duterte belum divaksinasi, menurut juru bicaranya, Harry Roque, yang mengatakan dia tidak masalah dengan tentara yang diberi suntikan vaksin Covid-19 dahulu dan melindungi diri mereka sendiri.

Baca juga: Pengiriman Vaksin Sinovac Ke Turki Tertunda Kasus Covid-19 di Beijing

Duterte selama pertemuan yang disiarkan televisi dengan pejabat kesehatan pada Sabtu (26/12/2020) mengatakan "hampir semua" tentara telah disuntik vaksin virus corona.

Dia mengatakan “banyak”, tanpa mengidentifikasi siapa, di Filipina yang telah menerima vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh China National Pharmaceutical Group (Sinopharm).

Sinopharm tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.

Ditanya apakah vaksinasi tentara itu disahkan oleh kantor presiden, Sobejana berkata, "Tentu saja, presiden kita adalah panglima tertinggi kita."

Baca juga: Wanita dengan Gejala Covid-19 Jangka Panjang Ini Rasakan Daging Seperti Sabun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com