KISKA, KOMPAS.com - Pasukan Amerika Serikat (AS) dan Kanada yang merupakan Sekutu di Perang Dunia II, justru saling bunuh karena sama-sama mengira rekannya musuh, saat menyerang Pulau Kiska yang kosong.
Kisah perang ini terjadi pada 15 Agustus 1943. AS dan Kanada awalnya berencana melancarkan serangan amfibi di pulau Pasifik utara itu, untuk merebut benteng terakhir musuh dari pasukan Jepang.
Militer "Negeri Sakura" kala itu berhasil merebut berbagai kepulauan AS seperti Kiska dan Pulau Attu pada Juni 1942.
Baca juga: Kisah Perang Saudara Amerika yang Ditonton Warga Sambil Piknik Makan Sandwich
Business Insider mewartakan, operasi bernama Cottage Operation pun digelar dan Pulau Kiska menjadi sasaran pengeboman dahsyat.
Sejak Juli Pulau Kiska sudah dibombardir. Armada Angkatan Udara Ke-11 total menjatuhkan 424 ton bom ke pulau yang sebenarnya tak berpenghuni itu, tetapi tidak disadari AS dan Kanada.
Pada bulan yang sama, armada kapal perang AS menembakkan 330 ton peluru ke pulau itu dan berlanjut terus sampai Agustus kecuali jika cuaca buruk.
Invasi itu dilakukan oleh sekitar 34.426 tentara, yang 5.300 di antaranya adalah prajurit Kanada.
Ada juga kendaraan militer yang dikerahkan, seperti pesawat tempur dan kapal pengebom.
Baca juga: Kisah Perang: Garis Maginot, Benteng Keropos yang Dibanggakan Perancis
Brigade Infantri Gunung Ke-13 Kanada mendarat pada hari berikutnya.
Kemudian selama 2 hari berikutnya, pasukan kedua kubu menyelinap sambil diselimuti kabut tebal dan suara senapan mesin serta tembakan artileri.
Mereka termakan desas-desus adanya baku tembak dan sniper Jepang yang sulit dilihat. Padahal, pulau itu sama sekali tak berpenghuni.
Jepang sudah meninggalkan Pulau Kiska sejak 28 Juli atau hampir tiga minggu sebelum invasi AS-Kanada. Mereka menarik semua 5.183 personel di sana hanya dalam waktu tak sampai 1 jam.
Baca juga: Kisah Perang: Schwerer Gustav, Meriam Terbesar Sejagat Raya Milik Nazi
Melansir artikel Task and Purpose, pada 18 Agustus situasi makin runyam ketika kapal perusak AL Amner Read melindas ranjau di Pelabuhan Kiska, yang menewaskan 70 pelaut dan melukai 47 orang.
Korban lainnya banyak berjatuhan akibat tembakan sesama Sekutu, kecelakaan kendaraan, ledakan ranjau darat, dan jebakan.
Secara total Operation Cottage memakan 92 nyawa dan 221 tentara luka-luka, beberapa di antaranya dalam kondisi yang mengenaskan.
Tepatnya tanggal 10 Mei 1943 Operasi Landcrab dimulai. Pasukan Sekutu menyerang Pulau Attu, dan Jepang membangun lapangan udara secara terburu-buru untuk mencegah AS mencapai daratan Jepang.
Sekutu akhirnya berhasil merebut kembali Attu dari Jepang, dengan jumlah korban tewas 3.829 dari 16.000 tentara Sekutu.
Namun di kubu Jepang, hanya 29 yang tewas dari 2.650 tentara yang bertempur.
Baca juga: Kisah Perang: Tank Fury dan Cerita-cerita yang Tak Diungkap di Film
Kesuksesan di Attu membuat Sekutu makin berhasarat merebut Kiska, benteng musuh terakhir di Amerika Utara yang diduduki Jepang sejak 7 Juni 1942.
Sekutu memperkirakan mereka bakal mendapat perlawanan sengit lagi, karena setiap berhadapan dengan Jepang banyak korban tewas berjatuhan di pihak mereka.
Petinggi militer Amerika memprediksi Jepang akan bersembunyi di pedalaman agar punya ruang tembak yang bagus untuk membantai Sekutu saat mendarat.
Sebenarnya dari pengintaian sudah menunjukkan tidak ada aktivitas musuh di Kiska untuk menangkal serangan amfibi.
Namun, Sekutu tidak langsung percaya karena meyakini budaya bushido Jepang membuat mereka disiplin dan enggan menyerah.
Baca juga: Kisah Perang Anglo-Zanzibar: Baru 2 Menit Sultan Kabur, Istana Hancur, 38 Menit Selesai
Sebaliknya di sisi Jepang, pola pikir mereka berlawanan dengan Sekutu.
Jepang tak mau ada korban lebih banyak dengan tak mau mengulang insiden Attu di Kiska.
Akhirnya mereka mengosongkan Kiska, karena merasa kependudukan di sana tak ada gunanya dan personel lebih banyak dibutuhkan di wilayah Pasifik lainnya.
Saat pasukan Sekutu menyerang Kiska dengan kekuatan penuh pada 15 Agustus, pulau itu sudah kosong melompong, hanya ada anjing liar.
Serangan di Kiska pun menjadi saksi bisu bumerang akibat salah persepsi dan asumsi, seperti yang ditulis Del Kostka dalam buku Aleutian Island Campaign.
Baca juga: Kisah Perang: Chris Kyle, Sosok di Balik Legenda American Sniper
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.