ZANZIBAR, KOMPAS.com - Tak banyak orang pernah mendengar atau mengetahui kisah perang Anglo-Zanzibar, padahal pertempuran itu menorehkan rekor sebagai konflik tersingkat dalam sejarah.
Perang ini hanya berlangsung selama 38 menit, bahkan lebih cepat dari satu babak pertandingan sepak bola.
Perang Anglo-Zanzibar mengalahkan singkatnya durasi perang Israel-Mesir-Jordania-Suriah (6 hari), perang Indo-Pakistani 1971 (13 hari), perang Serbia-Bulgaria (14 hari), dan perang Georgia-Armenia (24 hari) dalam jajaran perang tersingkat di dunia.
Baca juga: Kisah Perang: Inilah 5 Perang Tersingkat, Ada yang Cuma 38 Menit
Dilansir Kompas.com dari Historic UK, perang Anglo-Zanzibar bermula dari penandatanganan perjanjian Heligoland -Zanzibar antara Inggris dengan Jerman pada 1890.
Perjanjian itu secara teori membagi kekuatan-kekuatan imperial di Afrika Timur. Zanzibar diserahkan ke Inggris, dan Jerman kebagian memegang kendali di daratan Tanzania.
Berbekal kesepakatan itu Inggris pun mendeklarasikan Zanzibar sebagai protektorat kerajaan mereka, dan memasang Sultan 'boneka' mereka sendiri untuk memerintah di sana.
Posisi itu diberikan ke Hamad bin Thuwaini pada 1893. Ia pernah menjadi pendukung Inggris di kawasan tersebut.
Baca juga: Kisah Perang: 5 Sniper yang Diabadikan Aksinya di Film Layar Lebar
Hamad memerintah di protektorat yang relatif damai selama lebih dari 3 tahun, sampai akhirnya dia tiba-tiba meninggal pada 25 Agustus 1896 di istananya.
Penyebab kematiannya tidak diketahui, tapi diyakini dia diracuni oleh sepupunya, Khalid bin Barghash.
Keyakinan itu semakin menguat karena beberapa jam setelah kematian Hamad, Khalid menduduki istana dan mengambil alih posisi Sultan tanpa persetujuan Inggris.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.