Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Mewanti-wanti AS Tak Perlakukan Beijing Laiknya Saingan Strategis

Kompas.com - 28/01/2021, 12:54 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

BEIJING, KOMPAS.com – Jika Amerika Serikat (AS) memperlakukan China sebagai saingan strategis, itu adalah penilaian yang salah dan dapat menyebabkan kekeliruan.

Hal itu diungkapkan oleh Duta Besar China untuk AS, Cui Tiankai, dalam pidatonya di forum online sebagaimana dilansir dari Reuters, Kamis (28/1/2021).

Sebelumnya, pemerintahan Presiden AS Donald Trump mendefinisikan China sebagai saingan strategis pada 2018.

Hal itu membuat Washington dan Beijing sering berselisih mengenai berbagai masalah mulai dari perdagangan hingga penanganan virus corona oleh China.

Baca juga: Dituduh Curi Ikan, 2 Kapal Nelayan China Ditangkap Vanuatu

Di sisi lain, pemerintahan baru Presiden AS Joe Biden diperkirakan akan mempertahankan tekanan “Negeri Paman Sam” terhadap “Negeri Panda”.

Cui menegaskan kembali posisi lama China dalam mengupayakan hidup berdampingan secara damai dengan AS.

Dia mengatakan hal itu sambil memperingatkannya untuk tidak melewati garis merah yang telah ditetapkan oleh China.

"Memperlakukan China sebagai saingan strategis dan musuh imajiner akan menjadi kesalahan penilaian yang besar," kata Cui dalam forum yang berlangsung Rabu (27/1/2021) malam waktu AS.

Baca juga: Dianggap Lebih Akurat Deteksi Covid-19, China Pakai Metode Swab Anal

"Untuk mengembangkan kebijakan atas dasar penilaian tersebut hanya akan menyebabkan kesalahan strategis yang parah," imbuh Cui.

Dia menekankan bahwa China menginginkan kerja sama, bukan konfrontasi. Cui juga meminta kedua belah pihak untuk mengatasi perbedaan melalui dialog.

Namun, dia menambahkan bahwa China tidak akan menyerah pada masalah kedaulatan dan integritas teritorial.

“China tidak akan mundur. Kami berharap AS akan menghormati kepentingan inti China dan menahan diri untuk tidak melewati garis merah," imbuh Cui.

Baca juga: Presiden China Peringatkan Konsekuensi “Perang Dingin Baru,” Singgung Biden?

 

Hong Kong, wilayah barat Xinjiang, Laut China Selatan, dan Taiwan adalah titik-titik pertikaian yang semakin intensif antara China dan AS selama pemerintahan Trump.

Kini, pemerintahan Biden diharapkan untuk mengambil pendekatan yang lebih multilateral ke China.

Cui memperingatkan bahwa koalisi sekutu melawan China dapat menciptakan ketidakseimbangan baru.

Dia mengatakan China menyambut baik keputusan Biden untuk bergabung kembali dengan perjanjian iklim Paris dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Cui berharap, China bisa bekerja dengan AS dalam memerangi pandemi virus corona dan pada koordinasi kebijakan global untuk menangkis risiko ekonomi dan keuangan.

Baca juga: Eksodus dari Hong Kong ke Inggris Diproyeksi Tidak Akan Besar meski Tensi dengan China Memanas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com