WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri baru Amerika Serikat (AS), Antony Blinken mengekspresikan "keprihatinan mendalam" terhadap Alexei Navalny dan situasi hak asasi manusia yang lebih luas di Rusia.
Pekan lalu, Navalny, seorang kritikus Presiden Vladimir Putin, ditahan setibanya di Moskwa.
Dia terbang ke Rusia dari Berlin, setelah hampir setengah tahun memulihkan diri sejak diduga keracunan oleh agen saraf novichok pada musim panas lalu.
Baca juga: Jadi Menlu AS yang Baru, Ini Janji Antony Blinken
"Secara keseluruhan, seperti yang dikatakan preisden, kami meninjau semua tindakan ini yang menjadi keprihatinan mendalam bagi kami terkait perlakukan terhadap Navalny dan khususnya penggunaan senjata kimia dalam upaya untuk membunuhnya," kata Blinken seperti yang dilansir dari CNBC pada Kamis (27/1/2021).
Tahun lalu, Navalny secara medis dievakuasi ke Jerman dari rumah sakit Rusia, setelah dia jatuh sakit menyusul laporan bahwa ada sesuatu yang ditambahkan ke tehnya yang diminum di bandara.
Baca juga: Sah, Antony Blinken Jadi Menteri Luar Negeri AS
Dokter Rusia yang merawat Navalny membantah bahwa kritikus Kremlin telah diracuni dan menyalahkan keadaan koma pada kadar gula darah yang rendah.
Pada September, pemerintah Jerman mengatakan bahwa pembangkang Rusia berusia 44 tahun itu diracuni oleh agen saraf kimia, menggambarkan laporan toksikologi sebagai "bukti tegas".
Agen saraf itu berasal dari keluarga Novichok, yang dikembangkan oleh Uni Soviet .
Baca juga: Para Menteri Luar Negeri Uni Eropa Bahas Navalny dalam Sidang di Markas Besar
Setelah hasil tes, Gedung Putih mengatakan pihaknya prihatin dengan masalah tersebut dan mengecam tindakan meracuni tersebut.
"Amerika Serikat sangat terganggu dengan hasil yang dirilis hari ini," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Ullyot dalam sebuah pernyataan pada saat itu.
"Keracunan Alexei Navalny benar-benar tercela. Rusia telah menggunakan agen saraf kimia Novichok di masa lalu," katanya, merujuk pada keracunan Sergei Skripal dan putrinya di Inggris pada 2018.
Baca juga: Putin Bantah Miliki Istana Mewah Dekat Laut Hitam seperti yang Dituduhkan Navalny
Sementara, Kremlin telah berulang kali membantah memiliki peran dalam insiden Skirpal dan Navalny.
"Dan tetap mengejutkan saya, betapa prihatin, dan mungkin takut, pemerintah Rusia sampai sebegitunya dengan satu orang, Navalny," kata Menlu AS yang baru ini, pada Rabu (27/1/2021).
Diplomat tinggi AS juga mencatat bahwa pemerintahan Joe Biden sedang meninjau peretasan di SolarWinds, yang dilaporan dilakukan oleh Rusia terhadap pasukan Amerika di Afghanistan, dan potensi gangguan pemilihan.
Baca juga: Aparat Rusia Tangkap 3.000 Orang dalam Protes Pembebasan Alexei Navalny
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.