Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu AS yang Baru Ekspresikan "Keprihatinan Mendalam" terhadap Penangkapan Navalny di Rusia

Kompas.com - 28/01/2021, 11:15 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber CNBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri baru Amerika Serikat (AS), Antony Blinken mengekspresikan "keprihatinan mendalam" terhadap Alexei Navalny dan situasi hak asasi manusia yang lebih luas di Rusia.

Pekan lalu, Navalny, seorang kritikus Presiden Vladimir Putin, ditahan setibanya di Moskwa.

Dia terbang ke Rusia dari Berlin, setelah hampir setengah tahun memulihkan diri sejak diduga keracunan oleh agen saraf novichok pada musim panas lalu.

Baca juga: Jadi Menlu AS yang Baru, Ini Janji Antony Blinken

"Secara keseluruhan, seperti yang dikatakan preisden, kami meninjau semua tindakan ini yang menjadi keprihatinan mendalam bagi kami terkait perlakukan terhadap Navalny dan khususnya penggunaan senjata kimia dalam upaya untuk membunuhnya," kata Blinken seperti yang dilansir dari CNBC pada Kamis (27/1/2021).

Tahun lalu, Navalny secara medis dievakuasi ke Jerman dari rumah sakit Rusia, setelah dia jatuh sakit menyusul laporan bahwa ada sesuatu yang ditambahkan ke tehnya yang diminum di bandara.

Baca juga: Sah, Antony Blinken Jadi Menteri Luar Negeri AS

Dokter Rusia yang merawat Navalny membantah bahwa kritikus Kremlin telah diracuni dan menyalahkan keadaan koma pada kadar gula darah yang rendah.

Pada September, pemerintah Jerman mengatakan bahwa pembangkang Rusia berusia 44 tahun itu diracuni oleh agen saraf kimia, menggambarkan laporan toksikologi sebagai "bukti tegas".

Agen saraf itu berasal dari keluarga Novichok, yang dikembangkan oleh Uni Soviet .

Baca juga: Para Menteri Luar Negeri Uni Eropa Bahas Navalny dalam Sidang di Markas Besar

Setelah hasil tes, Gedung Putih mengatakan pihaknya prihatin dengan masalah tersebut dan mengecam tindakan meracuni tersebut.

"Amerika Serikat sangat terganggu dengan hasil yang dirilis hari ini," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Ullyot dalam sebuah pernyataan pada saat itu.

"Keracunan Alexei Navalny benar-benar tercela. Rusia telah menggunakan agen saraf kimia Novichok di masa lalu," katanya, merujuk pada keracunan Sergei Skripal dan putrinya di Inggris pada 2018.

Baca juga: Putin Bantah Miliki Istana Mewah Dekat Laut Hitam seperti yang Dituduhkan Navalny

Sementara, Kremlin telah berulang kali membantah memiliki peran dalam insiden Skirpal dan Navalny.

"Dan tetap mengejutkan saya, betapa prihatin, dan mungkin takut, pemerintah Rusia sampai sebegitunya dengan satu orang, Navalny," kata Menlu AS yang baru ini, pada Rabu (27/1/2021).

Diplomat tinggi AS juga mencatat bahwa pemerintahan Joe Biden sedang meninjau peretasan di SolarWinds, yang dilaporan dilakukan oleh Rusia terhadap pasukan Amerika di Afghanistan, dan potensi gangguan pemilihan.

Baca juga: Aparat Rusia Tangkap 3.000 Orang dalam Protes Pembebasan Alexei Navalny

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com