Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden Jadi Presiden AS, China Serukan Perbaikan Hubungan Antar-negara

Kompas.com - 23/01/2021, 13:46 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber CNBC

BEIJING, KOMPAS.com - Setelah pelantikan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, China mengungkapkan harapan agar dapat menjalin hubungan yang lebih baik dengan AS.

Melansir CNBC, selain mengungkapkan harapannya, China juga memperingatkan adanya konsekuensi apabila AS menantang kedaulatan China.

Melalui twit-nya pada Jumat (22/1/2021), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying mengatakan, "Hari baru untuk #AS seperti yang dikatakan oleh media Amerika. Kami mengharapkan hal serupa untuk hubungan #China_AS."

Baca juga: China Sanksi Puluhan Pejabat Trump karena Melanggar Kedaulatan

Chunying juga mengatakan bahwa baik China maupun AS sama-sama telah "menderita" dan berharap untuk bisa mengembalikan hubungan keduanya ke jalur yang benar secepatnya.

Setelah pelantikan Biden, 36 jam kemudian Kemenlu dan media Pemerintah China berfokus pada sanksi baru dari China untuk entitas AS.

Sebanyak 28 orang AS telah masuk daftar sanksi China, termasuk mantan Menlu Mike Pompeo dan mantan penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro, yang berurusan bisnis dengan China.

Baca juga: Gara-gara Bermusuhan dengan China, India Ubah Nama Buah Naga

Sebagian besar dari 28 orang itu berasal dari pemerintahan Donald Trump, tetapi mantan presiden AS itu sendiri tidak ada di dalam daftar orang yang diumumkan.

Global Times, media yang didukung Pemerintah China, segera menerbitkan setidaknya tiga artikel dalam bahasa Inggris dan China tentang sanksi tersebut.

Perusahaan atau entitas apa pun yang berkaitan dengan 28 orang itu dilarang untuk melakukan bisnis apa pun dengan China menurut keterangan pemerintah China.

Baca juga: Ada Kasus Virus Corona, Ibu Kota China Lockdown Parsial

Pada jumpa pers Kamis lalu, Chunying juga berbicara tentang potensi yang tak terbatas dalam hubungan antara AS-China di masa mendatang.

Hal itu disebutnya mungkin terjadi jika kedua pihak mampu mengelola perbedaan dengan benar.

Chunying juga memaparkan bahwa China akan mengambil sikap tegas terhadap semua upaya yang dapat merusak kedaulatan, keamanan, dan kepentingan negara Komunis tersebut.

Baca juga: Restoran China di Kanada Jadi Terkenal, Deskripsi Makanan Terlampau Jujur dan Lucu

Menurut jubir Kemenlu China itu, selama pemerintahan Trump yang diwakili Pompeo, hubungan AS-China menjadi sulit dan parah dengan AS kerap mencampuri urusan dalam negeri China.

Sebelumnya, satu hari jelang meninggalkan jabatannya, Pompeo menyatakan bahwa China telah melakukan genosida terhadap minoritas Muslim di Uighur, Xinjiang.

Selama masa jabatannya, Menlu AS itu memang kerap mengeluarkan pernyataan keras yang mengkritik masalah kontroversial Partai Komunis yang berkuasa di China, seperti dalam urusan Hong Kong, Taiwan, dan Xinjiang.

Baca juga: China Sebut Menlu AS Mike Pompeo Seperti Belalang Sembah

Hubungan AS-China memang telah membara dan kian meningkat parah di bawah pemerintahan mantan presiden AS, Donald Trump.

Mulai dari urusan dagang pada 2018, meluas ke persoalan teknologi, keuangan, dan asal-usul virus corona.

Baca juga: Sebuah Penyelidikan Pandemi Ungkap WHO dan China Harusnya Bisa Bertindak Lebih Cepat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com