WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Para pengikut teori konspirasi QAnon yang tak berdasar merasa kacau setelah pelantikan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada 20 Januari lalu.
Melansir BBC, banyak dari pengikut QAnon kaget dan putus asa ketika Joe Biden dilantik sebagai presiden AS ke-46.
Salah satu obrolan populer di aplikasi pesan Telegram mengungkap, "Saya hanya ingin muntah," dari seorang pengikut QAnon. "Saya muak dengan semua disinformasi dan harapan palsu."
Namun, tidak sedikit yang bersikeras bahwa rencana QAnon tidak gagal. Mereka menemukan teori-teori baru untuk digunakan.
Sebelumnya, selama berminggu-minggu, para pengikut QAnon telah mempromosikan tanggal 20 Januari sebagai Hari Perhitungan ketika para pemuka Demokrat dan elit "Paedofil Setan" lain akan ditangkap dan eksekusi atas perintah Donald Trump.
Baca juga: Pengikut QAnon Percaya Trump Perang Melawan Penguasa Rahasia Dunia
Akan tetapi, ketika kenyataannya Biden dilantik sumpah jabatan sebagai presiden, beberapa anggota komunitas QAnon mengalami "kekacauan".
"Selesai sudah dan kami dipermainkan," tulis salah satu anggota.
Seorang wanita yang suaminya mengikuti QAnon mengatakan kepada BBC bahwa hari pelantikan Biden adalah hari yang paling mengecewakan dalam hidupnya.
Acara yang diselenggarakan pada Rabu kemarin mungkin telah mengguncang keyakinan wanita itu pada konspirasi QAnon namun dia lebih khawatir dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Para pendukung dan pengikut QAnon secara luas meyakini bahwa Trump dan anggota militer akan menangkap Joe Biden sebelum naik ke panggung pelantikan untuk mengambil sumpah presiden.
Baca juga: Twitter Blokir QAnon, Siapa Mereka?
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan