WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Lebih dari 200 orang yang mengancam akan mengacaukan pelantikan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Joe Biden pekan depan sudah teridentifikasi.
Melansir Sky News, Jumat (15/1/2021) Direktur FBI Chris Wry mengatakan bahwa dia dan timnya tengah melacak 'sejumlah besar percakapan daring' termasuk seruan protes bersenjata jelang pelantikan presiden AS terpilih pada 20 Januari mendatang.
Dalam penampilan publik pertamanya sejak kerusuhan 6 Januari di Capitol AS, Wray mengatakan pada pengarahan keamanan untuk Wapres AS Mike Pence bahwa FBI prihatin akan potensi kekerasan pada protes dan demonstrasi di Washington.
Baca juga: FBI Peringatkan Adanya Rencana Protes Massa Bersenjata di 50 Negara Bagian Termasuk di Capitol AS
Dia juga memperingatkan bahwa orang-orang bersenjata bisa mendekati gedung-gedung pemerintah dan mengancam keselamatan para pejabat terpilih.
Dia mengatakan bahwa FBI menerima sejumlah besar informasi yang diteruskannya ke polisi jelang pelantikan Biden.
"Kami sedang mengamati sosok-sosok yang mungkin ingin mengulangi jenis kekerasan yang sama seperti yang kita saksikan pekan lalu," kata Wray, menambahkan bahwa sejak 6 Januari, FBI telah mengidentifikasi lebih dari 200 tersangka.
Baca juga: Jaksa: Massa Pro-Trump Ingin Tangkap dan Bunuh Pejabat Terpilih AS di Kerusuhan Gedung Capitol
Michael Sherwin, Penjabat Pengacara AS untuk Distrik Columbia, mengatakan bahwa dia berharap orang-orang itu dituntut lebih serius dengan mengajukan laporan.
Departemen Kehakiman AS juga masih menyelidiki kerusuhan 6 Januari lalu.
Petugas polisi setempat telah diperingatkan bahwa kerusuhan Capitol kemungkinan akan mengilhami orang lainnya dengan potensi tindakan kekerasan.
Baca juga: Rekaman Viral Trump Minta Suara di Georgia, FBI Diminta Turun Tangan
Akibat kerusuhan itu, keamanan di "Negeri Paman Sam" telah ditingkatkan.
Pada awal pekan ini saja, buletin FBI mengeluarkan peringatan adanya potensi protes bersenjata yang akan terjadi di 50 negara bagian.
"FBI akan mengoperasikan pos komando sepanjang waktu di markas besarnya dan di setiap kantor lapangan untuk memantau ancaman, berbagi intelijen dan memutuskan bagaimana mengalokasikan sumber daya," pungkas Wray.
Baca juga: FBI Peringatkan Potensi Penipuan Vaksin Covid-19
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.