Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR AS Ketok Palu Pemakzulan Trump Kedua

Kompas.com - 14/01/2021, 08:28 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber CNN

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - DPR AS pada Rabu (13/1/2021) memakzulkan Presiden Donald Trump kedua kalinya dalam kecaman bipartisan atas perannya yang memicu kerusuhan Gedung Capitol pekan lalu.

Melansir CNN pada Rabu (13/1/2021), suara DPR terkumpul 232 dari 197 untuk dapat memakzulkan Trump, tepatnya sepekan setelah para perusuh membuat anggota parlemen terpaksa meninggalkan ruangan dalam prosesi sertifikasi kemenangan Joe Biden.

Di ruangan yang sama, DPR memberikan suara untuk memakzulkan presiden ke-4 dalam sejarah AS dan satu-satunya presiden yang dimakzulkan dua kali.

Ada 10 Republikan yang bergabung dengan suara Demokrat untuk memakzulkan Trump dengan dakwaan "hasutan pemberontakan", yaitu di antaranya Liz Cheney, orang nomor 3 di DPR dari partai itu.

Pemimpin Mayoritas Senat, Mitch McConnel mengatakan Trump akan menghadapi persidangan setelah presiden terpilih Joe Biden dilantik pada pekan depan.

Baca juga: Biden Tak Mau Ikut Campur soal Pemakzulan Trump, Serahkan Putusan ke Kongres

Keputusan itu merupakan hasil suara dari tanggapan mendalam anggota parlemen kedua partai, yang marah karena penyerbuan massa pro-Trump melumpuhkan kepolisian Gedung Capitol, menggeledah kantor, dan membahayakan nyawa Wakil Presiden Mike Pence dan anggota parlemen.

"Kami tahu bahwa presiden AS menghasut pemberontakan ini, pemberontak bersenjata melawan negara kita bersama," kata Ketua DPR Nancy Pelosi di DPR menjelang pemungutan suara pemakzulan.

"Dia harus pergi. Dia jelas melakukan dan menghadirkan bahwa bagi bangsa yang kita cintai," lanjutnya.

Kecepatan pemungutan suara dan dukungan Republikan menggarisbawahi kemarahan anggota parlemen tentng peran Trump, yang menghasut para perusuh yang kemudian menduduki Gedung Capitol.

Retorika presiden AS ke-45 selama berbulan-bulan tentang klaim palsu bahwa suara pemilu dicuri darinya, diduga kuat menjadi pemicu penyerangan massa di Gedung Capitol.

Baca juga: DPR AS Bersiap Rilis Artikel Pemakzulan Kedua ke Trump

Cheney mengklaim hal tersebut yang dikutip oleh pendukung pemakzulan dan klaim Trump adalah fitnah, pada Rabu (13/1/2021).

Dia sebelumnya telah mengatakan Trump "mengundang massa, mengumpulkan mereka dan menyalakan api penyerangan".

"Tidak pernah ada pengkhianatan yang lebih parah dari seorang presiden Amerika Serikat terhadap jabatannya dan sumpahnya kepada Konstitusi," kata Cheney.

Pemimpin Minoritas DPR, Kevin McCarthy mengatakan ada Rabu (13/1/2021) bahwa Trump "memikul tanggung jawab atas serangan Rabu di Kongres oleh massa perusuh".

McCarthy mendesak presiden itu untuk menerima bagiannya sebagai pertanggung jawaban dan mendesak ia untuk "memadamkan kerusuhan yang terjadi".

Baca juga: DPR AS Rencanakan Pemakzulan Kedua Trump pada Rabu Pekan Ini

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com