Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden Nyatakan “Tidak Takut” Ambil Sumpah Jabatan di Gedung Capitol AS

Kompas.com - 12/01/2021, 18:03 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Terpilih Amerika Serikat Joe Biden mengatakan dia tidak takut mengambil sumpah jabatannya di Gedung Capitol AS. Meski sebelumnya, serbuan pendukung Presiden Donald Trump menimbulkan kerusuhan mematikan di gedung itu.

"Saya tidak takut mengambil sumpah outdoor (di West Front Capitol), dan kami telah diberi pengarahan," kata Biden kepada wartawan setelah menerima dosis kedua dari vaksin Pfizer/BioNTech di depan kamera pada Senin (11/1/2021) melansir CNN.

"Saya pikir sangat penting bahwa ada fokus yang nyata dan serius untuk menahan orang-orang yang terlibat dalam penghasutan dan mengancam nyawa orang, merusak properti publik, menyebabkan kerusakan besar, bahwa mereka dimintai pertanggungjawaban," kata Biden.

Kerusuhan pekan lalu di Gedung Capitol AS menewaskan lima orang, termasuk seorang petugas Kepolisian Capitol.

Insiden itu telah menimbulkan kekhawatiran akan ada lebih banyak kekerasan dan kerusuhan terkait hasil Pemilihan Presiden 2020.

Baca juga: Pelantikan Joe Biden Dibayangi Peningkatan Kekerasan Saat Plt Menteri Keamanan Dalam Negeri Angkat Kaki

Pentagon telah mengizinkan penurunan 15.000 tentara Garda Nasional untuk pelantikan, menurut Jenderal Daniel Hokanson, Kepala Biro Pengawal Nasional.

Anggota DPR Partai Demokrat dari Colorado Jason Crow mengatakan, Departemen Pertahanan menyadari kemungkinan ancaman lebih lanjut, yang ditimbulkan oleh calon teroris di hari-hari jelang pelantikan termasuk pada hari pelantikan.

Presiden Donald Trump, yang menghasut kerusuhan di Capitol, mengatakan dia tidak akan menghadiri pelantikan Biden.

Dia akan menjadi presiden pertama yang melewatkan pelantikan penggantinya dalam lebih dari 150 tahun.

Sementara Wakil Presiden AS Mike Pence, dikabarkan tetap akan menghadiri pelantikan, menurut sumber yang mengetahui rencana tersebut.

Rencananya pada Rabu (13/1/2021), Partai Demokrat di DPR berencana memberikan suara untuk mendakwa Trump atas perannya dalam kerusuhan minggu lalu.

Mereka telah secara resmi memperkenalkan resolusi pemakzulan pada Senin (11/1/2021) yang menuduh Trump "menghasut pemberontakan."

Baca juga: Masih Ada Ancaman, Wali Kota Washington Minta Dana Keamanan Tambahan Jelang Pelantikan Joe Biden

Beberapa jam menjelang kekerasan pada Rabu (6/1/2021) di Capitol, Trump mendorong para pendukungnya untuk melawan penghitungan seremonial suara pemilihan yang sedang berlangsung di gedung pada saat itu.

Dia kembali mengulang kebohongan tentang pemilihan yang dicuri darinya dan berjanji untuk bergabung dengan mereka.

Panitia pelantikan Biden pada Senin (11/1/2021) mengumumkan tema pelantikan adalah "America United" (Amerika Bersatu) dalam semangat pilar inti kampanye Presiden Terpilih.

"Pelantikan ini menandai babak baru bagi rakyat Amerika - salah satu penyembuhan, pemersatu, bersatu, Amerika bersatu," kata Tony Allen, kepala eksekutif komite.

Komite tersebut mengatakan salah satu tindakan pertama Biden sebagai Presiden, bersama dengan Wakil Presiden Terpilih Kamala Harris akan meletakkan karangan bunga di Makam Prajurit Tidak Dikenal di Pemakaman Arlington.

Untuk menunjukkan semangat bipartisan dan persatuan, mereka akan bergabung dengan mantan Presiden Barack Obama, George W. Bush dan Bill Clinton.

Akan hadir pula mantan ibu negara Michelle Obama, Laura Bush dan Hillary Clinton, semua turut serta dalam agenda itu.

Baca juga: Beda dengan Trump, Wapres AS Mike Pence Bakal Hadir di Pelantikan Biden

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com