Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nelayan Perancis Ancam Blokir Kapal Inggris jika Kesepakatan Brexit Buntu

Kompas.com - 17/12/2020, 14:15 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PARIS, KOMPAS.com - Nelayan Eropa mengancam akan memblokir pelabuhan Calais dan menghentikan feri yang mengekspor barang-barang Inggris ke Uni Eropa (UE).

Hal itu akan dilakukan jika mereka dikeluarkan dari perairan Inggris pada Tahun Baru, menyusul keluarnya London dari Uni Eropa (Brexit).

Melansir Business insider Rabu (16/12/2020), Perancis, Belgia, dan Belanda akan jadi salah satu negara UE yang paling terkena dampak dari tidak tercapainya perjanjian perdagangan bebas Brexit.

Jika kesepakatan belum tercapai sebelum akhir periode transisi Brexit, maka sejak 1 Januari industri perikanan mereka akan kehilangan akses ke Perairan Inggris secara langsung.

Komite perikanan regional Normandy, memeringatkan dalam skenario ini, nelayan Perancis akan mencoba menghentikan feri yang mengangkut barang-barang Inggris dari berlabuh di Calais.

Hal itu akan secara efektif memutus rute utama Inggris ke mitra dagang terbesarnya.

Baca juga: PM Inggris Akui Kesepakatan Dagang Brexit dengan Uni Eropa Masih Jauh

"Jika kami kehilangan wilayah penangkapan ikan kami, kami tidak akan melihat Inggris memasok pasar Perancis," kata kepala komite perikanan regional Normandy Dimitri Rogoff, kepada stasiun radio Perancis.

"Oleh karena itu akan ada penyumbatan feri di pelabuhan. Karena ini (pemblokiran) terutama dilakukan oleh feri. Dan mengenai itu, kami sangat yakin dan bertekad."

Dia mengharapkan para nelayan di Belanda dan Belgia untuk mengambil tindakan yang sama.

Indikasi terbaru memperlihatkan bahwa hasil tanpa kesepakatan dapat menyebabkan kekacauan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Selat Inggris.

Rogoff juga menanggapi rencana pemerintah Inggris Raya Johnson memberi angkatan laut Inggris kekuatan, setelah kemungkinan Brexit berakhir tanpa kesepakatan perdagangan.

Diketahui, Royal Navy akan mengerahkan empat kapal sepanjang 80 meter. Kapal-kapal itu akan berpatroli di wilayah Inggris yang mencapai 200 mil laut dari pantai.

Kekuatan itu dikerahkan untuk menangkap dan dan menyita kapal nelayan Eropa, yang diketahui secara ilegal memasuki perairan Inggris.

Baca juga: Kesepakatan Dagang Brexit Masih Buntu, Mungkin Akan Berakhir No Deal

Sementara polisi angkatan laut diatur untuk memiliki kekuatan naik ke kapal Eropa dan menangkap kru kapalnya.

“Kami telah melihat ini sebelumnya dulu, dan kami berharap tidak akan pernah melihatnya lagi di Eropa. Sekarang Inggris telah memutuskan untuk pergi, tetapi kemudian mengirim kapal perang, itu tidak terbayangkan,"

Salah satu anggota partai dari pihak Presiden Emmanuel Macron mengatakan, pemerintah harus berhenti berusaha mencegah para migran menyeberangi Selat Inggris ke Inggris.

"Perancis harus segera menghentikan pemantauan para migran dalam perjalanan mereka ke Inggris Raya. Biarkan Inggris yang mengatur!" kata Jean-Pierre Pont kepada Delta FM.

"Setidaknya kapal perang mereka akan digunakan untuk sesuatu, daripada menembaki para nelayan kita."

Penangkapan ikan adalah salah satu dari sedikit masalah dalam negosiasi perjanjian perdagangan bebas Brexit.

Negosiator Inggris dan Uni Eropa mencoba mencapai kompromi sebelum batas waktu akhir tahun terlampaui.

Baca juga: Inggris Akan Langgar Ketentuan Brexit, Uni Eropa Tempuh Jalur Hukum

Sekitar 0,1 persen, kontribusi industri perikanan terhadap ekonomi Inggris dapat diabaikan.

Namun, industri tersebut sudah menjadi pusat dari kampanye Brexit, yang bertakuk ‘Ambil Kembali Kontrol’.

Banyak nelayan Inggris percaya industri tersebut menurun sebagai akibat dari keanggotaan Inggris di UE.

Negosiator Inggris dan UE hingga saat ini gagal menyepakati 2 isu.

Yaitu terkait bagian perairan Inggris mana yang bisa dimasuki oleh Nelayan Eropa di bawah persyaratan kesepakatan perdagangan baru.

Kedua soal berapa lama fase dalam pengaturan baru ini harus berlangsung.

Sebagian besar ikan yang ditangkap oleh nelayan Inggris di perairan Inggris diekspor ke Eropa. Sementara sekitar dua pertiga ikan yang dimakan di Inggris diimpor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com