TEL AVIV, KOMPAS.com - Bahrain dan Israel sepakat untuk per 1 Desember warganya sudah dapat mengajukan visa kunjungan secara online, selain akan membuka kedutaan besar, membangun sistem visa online dan meluncurkan penerbangan mingguan antar negara.
Beberapa hal itu disepakati dalam kunjungan bersejarah Menteri Luar Negeri Bahrain ke Israel.
Pada kunjungan resmi pertama para pejabat tinggi Bahrain ke Israel, Menteri Luar Negeri Abdullatif Al-Zayani mengatakan, kesepakatan normalisasi hubungan kedua negara yang ditandatangani 15 September lalu, adalah tanda "perdamaian hangat yang akan memberikan manfaat jelas bagi rakyat kita".
Baca juga: AS Labeli Kampanye Gerakan Boikot Israel sebagai Anti-Semit dan Kanker
Kedatangan Al-Zayani bertepatan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo ke Israel, yang memuji pemulihan hubungan regional yang ditengahi oleh pemerintah AS.
Langkah hubungan diplomatik Israel-Bahrain, kata Pompeo, adalah sinyal kepada Iran, seperti yang dilansir dari DW Indonesia pada Kamis (19/11/2020).
Kesepakatan normalisasi "memberi tahu aktor-aktor jahat seperti Republik Islam Iran, bahwa pengaruh mereka di kawasan itu semakin berkurang dan bahwa mereka semakin terisolasi, sampai mereka mengubah haluan," kata Pompeo yang tampil bersama Menlu Bahrain dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Baca juga: Terungkap, Ini Alasan Jet Tempur Israel Gempur Suriah dan Tewaskan 10 Orang
Abdullatif Al-Zayani mengumumkan, bahwa mulai 1 Desember warga Bahrain dan Israel akan dapat mengajukan permohonan visa kunjungan secara online.
Dia juga mengatakan sudah mengajukan permohonan resmi untuk membuka Kedutaan Besar Bahrain di Israel, dan menambahkan bahwa pembentukan Kedutaan Besar Israel di ibu kota Bahrain, Manama, telah disetujui.
Baca juga: Bahrain dan Israel Tanda Tangani Kerja Sama Bilateral di Manama
Menteri Luar Negeri Israel Gabi Askenazi, yang dijadwalkan mengunjungi Manama Desember, mengatakan dia berharap upacara pembukaan Kedutaan Besar Israel bisa diadakan pada akhir 2020.
Delegasi Bahrain melakukan perjalanan dengan penerbangan Gulf Air dengan nomor penerbangan GF972, angka itu adalah referensi kepada kode telepon internasional negara Israel.
Itulah penerbangan pertama maskapai itu ke Tel Aviv.
Baca juga: Setelah UEA dan Bahrain, Oman dan Sudan Dikabarkan akan Berdamai dengan Israel
Abdullatif Al-Zayani memperkirakan, mulai tahun depan bisa dilakukan sampai 14 penerbangan setiap pekan dari Bahrain ke Tel Aviv dan dua kota lain, Haifa dan Eilat.
Sudan juga mengikuti langkah Bahrain dan Uni Emirat Arab, yang mengumumkan bahwa mereka akan bergerak membuka hubungan bilateral dengan Israel.
Para pejabat mengatakan kepada kantor berita Reuters, Israel sebenarnya bermaksud mengirim delegasi pertama ke Sudan pada Minggu lalu (15/11/2020), namun kunjungan itu tertunda karena masalah logistik.
Baca juga: PM Israel Benjamin Netanyahu dan Joe Biden Siapkan Janji Temu Segera
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.