Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Berbahaya, Senator AS Akan Hentikan Niat Trump Jual Senjata Senilai Miliaran Dollar ke UEA

Kompas.com - 19/11/2020, 21:16 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Aljazeera

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Tiga senator Amerika Serikat (AS) pada Rabu (18/11/2020) akan memperkenalkan undang-undang yang akan mengentikan rencana Trump menjual lebih dari 23 miliar dollar AS (Rp 326 triliun) drone dan sistem senjata lainnya ke Uni Emirat Arab.

Senator Demokrat Bob Menendez dan Chris Murphy, serta Senator Republik Rand Paul mengumumkan bahwa mereka akan memperkenalkan 4 resolusi terpisah, yang akan mencegah rencana Presiden Donald Trump untuk menjual drone Reaper dan amunisi lain senilai miliaran dolar, pesawat tempur F-35, dan rudal udara ke UEA.

Baca juga: AS Bersedia Jual F-35 Canggih ke UEA, 50 Unit Disiapkan

Melansir Al Jazeera pada Kamis (19/11/2020), para anggota parlemen mengatakan pemerintahan Trump, berusaha mempercepat penjualan persenjataan canggih, yang merupakan bentuk untuk menghindari proses peninjauan kongres yang normal.

Mereka mengatakan Departemen Luar Negeri dan Pertahanan AS juga menolak untuk menanggapi pertanyaan tentang bagaimana pemerintah akan menangani risiko keamanan nasional terkait dengan penjualan yang diusulkan.

Baca juga: AS Akan Jual Drone Bersenjata Senilai Rp 41,4 Triliun ke UEA

Murphy juga prihatin dengan "perilaku" UEA di wilayah tersebut, menurut pernyataan bersama yang dia dan Menendez rilis pada Rabu (18/11/2020).

“Emirat adalah mitra keamanan yang penting, tetapi perilaku mereka baru-baru ini menunjukkan bahwa senjata-senjata ini mungkin digunakan dengan melanggar hukum AS dan internasional," ujar Murphy dalam pernyataan itu.

Baca juga: Donald Trump Berpotensi Picu Konfrontasi Besar untuk Sabotase Pemerintahan Joe Biden

Ia lanjut berkata, "UEA telah melanggar perjanjian penjualan senjata di masa lalu, mengakibatkan senjata AS berakhir di tangan kelompok milisi berbahaya, dan mereka gagal mematuhi hukum internasional di Libya dan Yaman."

Persenjataan yang diajukan pejabat Gedung Putih itu disebutkannya meliputi, jet tempur paling canggih di dunia, F-35, yang penjualannya merupakan bagian dari negosiasi normalisasi antara UEA dan Israel.

Baca juga: Menko Marves Luhut Bertemu Presiden Donald Trump, Apa yang Dibicarakan?

AS dan UEA bertujuan untuk memiliki surat persetujuan untuk jual-beli jet F-35 tepat pada Hari Nasional UEA, yang dirayakan pada 2 Desember.

Kesepakatan itu juga mencakup lebih dari 14.000 bom dan amunisi mematikan serta penjualan drone AS terbesar kedua ke suatu negara, kata para senator.

Baca juga: Sebut Pemilu AS Aman, Direktur Badan Keamanan Siber Malah Dipecat Trump

Hubungan Luar Negeri Senat AS dan Komite Urusan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat memiliki wewenang untuk meninjau dan memblokir penjualan senjata di bawah proses peninjauan informal.

"Penjualan sebesar ini dan konsekuensi ini seharusnya tidak terjadi pada hari-hari terakhir dari kepemimpinan presiden, dan Kongres harus mengambil langkah-langkah untuk menghentikan transfer senjata yang berbahaya ini," kata Murphy, anggota Komite Hubungan Luar Negeri Senat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com