Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/11/2020, 21:53 WIB

BANGKOK, KOMPAS.com - Raja Thailand Maha Vajiralongkorn dan permaisuri Ratu Suthida meresmikan stasiun bawah tanah pada akhir pekan, meski mereka masih terus mendapat tekanan dari rakyat.

Pasangan kerajaan itu duduk di kereta bawah tanah saat membuka penambahan stasiun Metropolitan Rapid Transit (MRT) Blue Line pada Sabtu (14/11/2020).

Sang raja dan istrinya duduk di bagian kursi penumpang. Sementara sekitar 20 pelayan duduk bersimpuh atau berlutut di depan mereka.

Baca juga: Terus Diterpa Tuntutan Reformasi Monarki, Raja Thailand Serukan Persatuan Nasional

Peresmian yang dilakukan Raja Thailand sejak 2016 itu dan Ratu Suthida terjadi saat kondisi negara mengalami perpecahan dan krisis.

Perpecahan itu merujuk kepada gelombang massa yang meminta agar monarki "Negeri Gajah Putih" direformasi, dengan aksi balasan dari para pendukung.

Demonstran yang mendukung demokrasi berkumpul di pusat kota Bangkok, di mana mereka masih menyuarakan penolakan struktur kekuasaan yang mengarah ke kerajaan.

Pengunjuk rasa memberikan salam tiga jari, yang populer di film maupun novel The Hunger Games, sebagai simbol akan adanya revolusi seperti dikutip Daily Mail Senin (16/11/2020).

Salam itu makin populer dalam beberapa pekan terakhir, dan pertama kali digunakan partai oposisi Future Firward, yang kini dibubarkan pemerintah, pada 2018.

Sekitar 20 grup yang berunjuk rasa di Monumen Demokrasi Bangkok menyebut aksi itu "Mob Fest", dan menjadi babak terbaru dalam upaya oposisi meminta reformasi.

Mereka menaiki monumen itu pada Sabtu malam waktu setempat, dan membentangkan spanduk raksasa bertuliskan slogan anti-pemerintah.

Tuntutan massa jelas. Mereka mendesak agar Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha mundur, amendemen konsitutsi agar lebih demokratis, dan reformasi kerajaan agar lebih transparan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuntutan terhadap monarki inilah yang kontroversial, karena dianggap jantung serta jiwa Thailand, dan mendapat penghormatan tertinggi.

Otoritas setempat menerjunkan sekitar 8.000 polisi untuk mengawal unjuk rasa Sabtu, di mana mereka berusaha membubarkan massa dengan meriam air.

Baca juga: Unjuk Rasa di Thailand Terus Berlanjut, 2.500 Pedemo Turun ke Jalan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+