Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilpres AS dalam Sorotan Media Dunia: Kacau, Gila, Sekaligus Menghibur

Kompas.com - 06/11/2020, 22:18 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Di tengah penghitungan suara pemilihan presiden Amerika Serikat yang masih terus berlangsung, perhatian banyak media di dunia tertuju pada kandidat petahana Donald Trump yang mengatakan akan mengambil langkah hukum.

Media dunia juga mengangkat "kekacauan" yang timbul di tengah penghitungan suara piilpres AS, dengan fokus ke sejumlah negara bagian kunci yang akan menentukan siapa yang akan ke Gedung Putih.

Calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden sejauh ini unggul di Georgia, untuk pertama kalinya. Hasil di Pennsylvania juga tengah ditunggu dengan perbedaan tipis dan Biden juga diperkirakan akan unggul.

Tim BBC Monitoring merangkum reaksi dunia sejauh ini.

Relasi antara AS dan China, rival lama dan kekuatan ekonomi yang bertanding satu sama lain, telah merosot ke tingkat paling rendah dalam puluhan tahun.

Kedua kandidat dalam pemilihan ini telah berjanji akan bersikap tegas dalam berurusan dengan Beijing.

Dengan sikap ini, barangkali tidak mengejutkan bila media pemerintah China melabeli pemilihan ini "memecah-belah, tegang, dan kacau" yang dicemari dengan "kerusuhan, saling hina, dan politik uang", seperti yang dilansir dari BBC Indonesia pada Jumat (6/11/2020).

"Banyak media dan rakyat khawatir jika terjadi sengketa pemilu, perkembangan ini bisa memicu kekacauan dan bahkan kerusuhan," kantor berita resmi China, Xinhua, melaporkan pada Selasa.

Baca juga: Pilpres AS 2020: Pennslyvania Pun Berganti Arah Angin dan Biden Ganti Memimpin

Sementara itu, saluran berita negara CCTV menyiarkan laporan video yang berfokus pada ketakutan akan kekerasan pascapemilu. "Ada kekhawatiran mendalam akan kerusuhan yang berkepanjangan," kata laporan itu.

Namun pemerintah China belum bicara banyak. Pada Rabu (04/11/2020), seorang juru bicara menyatakan pemerintah "tidak punya posisi" tentang pemilihan ini.

Tabloid nasionalis China, Global Times, mengatakan pemilihan ini telah "melahirkan perpecahan, kekerasan, dan penderitaan" di AS.

Di China, pemilu Amerika Serikat "terutama berfungsi sebagai hiburan", "(kesempatan untuk) mengintip ke dalam AS dan masyarakatnya yang kacau," imbuhnya.

Di Rusia, saluran televisi berita negara, Rossiya 24, sempat meliput pemilihan ini secara menyeluruh. "Kami terus mengikuti kegilaan ini," kata salah seorang presenternya.

Perlu diingat bahwa komunitas intelijan AS percaya Rusia berusaha memengaruhi Pilpres pada 2016 lalu untuk menguntungkan Trump, tuduhan yang telah berkali-kali dibantah oleh Moskwa.

Kedua penyiar di Rossiya 24 berkelakar tentang kemungkinan tuduhan bias terhadap sang kandidat petahana.

Baca juga: Pilpres AS: Biden di Ambang Kemenangan, Pengamanan Paspampres Diperketat

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com