Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teror di Perancis, Macron Perkuat Kendali di Perbatasan

Kompas.com - 06/11/2020, 18:12 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

PARIS, KOMPAS.com - Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan pada Kamis (5/11/2020) bahwa Perancis memperkuat kendali perbatasannya setelah mengalami serangkaian serangan beberapa pekan terakhir.

Jumlah polisi dan pasukan yang bertugas menjaga perbatasan ditingkatkan dua kali lipat dari sebelumnya 2.400 menjadi 4.800 personil.

Menurut Macron dalam kunjungannya di Le Perthus, perbatasan dengan Spanyol, pasukan itu akan fokus dalam melawan imigran ilegal dan aktivitas penyelundupan.

"Kami dengan sangat jelas melihat bahwa tindakan teroris ternyata diarahkan oleh beberapa orang yang menggunakan arus migrasi untuk mengancam wilayah kami. Jadi kami harus memperkuat kontrol kami dengan alasan keamanan nasional," ujar Macron.

Baca juga: Macron: Perancis Lawan Ekstremisme Islam, Bukan Agama Itu Sendiri

Macron secara khusus mengacu pada serangan ekstremis Islam di Gereja Notre-Dame, kota Nice, Perancis yang menewaskan 3 orang pekan lalu.

Tersangka utama, Ibrahim Issaoui (21) adalah seorang warga negara Tunisia yang transit melalui Italia pada September lalu menuju Perancis.

Issaoui diketahui berada di rumah sakit saat ini karena terluka oleh tembakan polisi sebelum ditahan.

Sebagai tambahan, Macron mengatakan dia juga akan mendorong beberapa perubahan agar kendali-kendali di perbatasan luar Uni Eropa lebih efisien.

Baca juga: Pembunuh 3 Orang di Gereja Perancis Positif Virus Corona

"Serangan di Perancis, Austria, beberapa hari lalu di Wina, menunjukkan bahwa risiko (akan) teroris ada di mana-mana, bahwa jaringan (teroris) itu mendunia... itulah kekuatan Eropa harus diintensifkan responsnya," ujar Macron.

Perancis, menurutnya akan mengajukan proposal terkait hal tersebut ke Uni Eropa pada Desember mendatang.

Negara itu meningkatkan keamanannya sampai level tertinggi setelah serangan di kota Nice pada 29 Oktober lalu.

Serangan itu adalah yang ketiga sejak Charlie Hebdo menerbitkan ulang karikatur Nabi Muhammad, Nabi Besar Umat Islam pada September lalu.

Momen itu sejalan dengan persidangan yang dibuka untuk serangan terhadap karyawan Charlie Hebdo dan supermarket Kosher pada tahun 2015.

Baca juga: Perancis Rincikan Hukum Separatisme yang Singgung Islam

Penyerangan itu dilakukan oleh pasukan bersenjata yang mengeklaim diri mereka terafiliasi dengan ISIS dan Al Qaeda.

Herve Cazaux, direktur polisi perbatasan di wilayah Le Perthus, mengatakan bahwa polisi telah menangkap 11.200 orang yang berusaha menyeberangi perbatasan Perancis-Spanyol secara ilegal sepanjang tahun ini, dibandingkan dengan 5.500 imigran pada tahun lalu.

Peningkatan jumlah migran musim panas ini dikabarkan banyak yang melakukan perjalanan melalui Spanyo, Aljazair, Maroko dan Cazaux.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com