Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Najib Razak Galang Dukungan agar Anwar Ibrahim Jadi PM Malaysia

Kompas.com - 27/10/2020, 17:00 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dilaporkan menggalang dukungan supaya memuluskan langkah Anwar Ibrahim.

Anwar merupakan salah satu tokoh kunci yang mengalahkan Najib dan koalisi Barisan Nasional dalam pemilu "Negeri Jiran" dua tahun lalu.

Sejak kekalahan itu, Najib kemudian diselidiki atas skandal korupsi 1MDB, di mana dia dijatuhi hukuman 12 tahun penjara, sebelum diizinkan bebas dengan jaminan.

Baca juga: Najib Razak Bohong soal Dana Kiriman Raja Arab ke 1MDB, Ini Buktinya

Manuver yang dilakuan Najib Razak kepada Anwar Ibrahim bisa memberikan ancaman bagi PM Malaysia saat ini, Muhyiddin Yassin.

Sebabnya, saat ini Muhyiddin tengah mendapat desakan baik dari oposisi maupun koalisi Perikatan Nasional untuk mengundurkan diri.

Desakan itu muncul setelah upaya Muhyiddin menerapkan darurat negara guna mencegah virus corona ditolak Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah.

Muhyiddin Yassin saat ini hanya unggul dua kursi di parlemen. Jadi jika ada manuver sedikit saja, dia bakal kehilangan status mayoritas.

Najib merespons laporan penggalangan dukungan itu dengan memberikan instruksi kepada partainya, Organisasai Nasional Melayu Bersatu (UMNO).

Dalam instruksinya, UMNO harus bisa mengedepankan agenda pemilu dini jika wabah virus corona berhasil teratasi di "Negeri Jiran".

Baca juga: Dituduh Sodomi, Anwar Ibrahim Kembali Diperiksa Polisi

Jika idenya ditolak oleh koalisi yang berkuasa, maka UMNO harus siap bekerja sama dengan Partai Keadilan Rakyat (PKR) milik Anwar dalam kondisi tertentu.

Tiga sumber kepada Reuters via Channel News Asia Selasa (27/10/2020) mengungkapkan, Najib sudah mempresentasikan idenya dalam pertemuan aliansi Barisan Nasional.

Hasilnya, banyak dari politisi di koalisi yang menyatakan tidak setuju dengan ide mantan PM Malaysia periode 2009 sampai 2018 tersebut.

UMNO sendiri setelah dilakukan rapat dewan tertinggi memutuskan untuk tetap memberikan dukungan kepada pemerintahan Muhyiddin.

Anwar Ibrahim tidak memberikan komentar atas langkah Najib Razak itu, yang jelas menjadi babak terbaru dalam krisis politik Malaysia.

Baca juga: Najib Razak Dihukum atas Skandal 1MDB, Muhyiddin Yassin Makin Kuat

Tokoh oposisi "Negeri Jiran" itu dipenjara pada era Najib atas tuduhan sodomi, di mana Anwar membantah dan menuding tuduhannya dipolitisasi.

Anwar kemudian bergandengan tangan dengan mantan musuh politiknya, Mahathir Mohamad, dan membawa Pakatan Harapan mengandaskan Barisan Nasional pada 2018.

Namun krisis politik mulai terjadi pada Februari lalu, setelah Mahathir secara mengejutkan mengumumkan pengunduran dirinya.

Muhyiddin Yassin pun membawa Partai Pribumi Bersatu yang dipimpin Mahathir untuk berbelok dari Pakatan dan menggandeng UMNO.

Anwar Ibrahim sendiri pada bulan lalu mengeklaim mendapatkan dukungan mayoritas untuk menggeser Muhyiddin dan membentuk pemerintahan.

Baca juga: Eks PM Malaysia Najib Razak Harusnya Dapat 72 Tahun Penjara dan Cambukan, tetapi...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Global
AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

Global
Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Global
Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Global
PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

Global
[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

Global
Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Global
Pemerintah Arab: Ibadah Haji Tanpa Izin akan Ditahan dan Kena Sanksi

Pemerintah Arab: Ibadah Haji Tanpa Izin akan Ditahan dan Kena Sanksi

Global
Tank Israel Terus Bergerak ke Rafah, Warga Sipil Kembali Mengungsi

Tank Israel Terus Bergerak ke Rafah, Warga Sipil Kembali Mengungsi

Global
Pengadilan Tinggi PBB Bakal Gelar Sidang Terkait Serangan di Rafah

Pengadilan Tinggi PBB Bakal Gelar Sidang Terkait Serangan di Rafah

Global
Seperti Ini 5 Tahun Persahabatan Putin dan Xi Jinping

Seperti Ini 5 Tahun Persahabatan Putin dan Xi Jinping

Global
Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Internasional
Meninju Buaya demi Selamatkan Saudara, Wanita Ini Terima Penghargaan Keberanian Raja Inggris

Meninju Buaya demi Selamatkan Saudara, Wanita Ini Terima Penghargaan Keberanian Raja Inggris

Global
Skandal Mantan Pengacara Militer Bocorkan Dokumen Perang Afghanistan

Skandal Mantan Pengacara Militer Bocorkan Dokumen Perang Afghanistan

Global
Israel: Kendaraan PBB Kena Serangan karena di Zona Tempur Rafah

Israel: Kendaraan PBB Kena Serangan karena di Zona Tempur Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com