Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pohon Keramat Aborigin Ditebang untuk Jalan Raya, Publik Australia Marah

Kompas.com - 27/10/2020, 15:35 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

CANBERRA, KOMPAS.com - Kemarahan menjalar di publik Australia, setelah pohon yang dianggap keramat oleh suku Aborigin ditebang untuk pembangunan jalan raya.

Demonstran menggelar kampanye di Victoria untuk membela pohon Djab Wurrung, di mana sering dipakai sebagai lokasi melahirkan bagi penduduk setempat.

Namun berdasarkan keterangan aktivis lingkungan, pohon Djab Wurrung malah ditebang oleh pemerintah setempat pada Senin (26/10/2020).

Baca juga: Syuting Film Porno d Hutan Keramat, Produser Diciduk Polisi

Pemerintah setempat membela diri, di mana mereka berkilah bahwa tanaman itu tidak masuk ke dalam daftar yang harus dilindungi.

Dalam kesepakatan tahun lalu dilansir BBC Selasa 927/10/2020), pemilik tanah dari suku Aborigin bernegosiasi dengan pemerintah Victoria.

Dalam negosiasi itu, pemilik tanah menyelamatkan puluhan dari 250 pohon yang dianggap "signifikan secara kebudayaan" dari penebangan.

Meski begitu, aktivis dari kelompok independen tetap melakukan demonstrasi untuk menyelamatkan lebih banyak tanaman yang dianggap keramat.

Kepolisian Victoria menyatakan, mereka sudah menahan sekitar 25 orang yang menolak meninggalkan lokasi ketika pembebasan lahan tengah dilakukan.

Dalam rekaman yang diunggah oleh aktivis di media sosial, nampak sejumlah polisi menyeret orang yang masih di lokasi, atau yang berusaha memanjat pohon itu.

Baca juga: Suku Aborigin Ternyata Punya Motif Batik yang Mirip Indonesia

Pemerintah setempat berkilah, yang mereka tebang adalah fiddleback dengan usia 100 tahun. Namun aktivis menyebut mereka menebang spesies yellow box yang berumur 350 tahun.

Lidia Thorpe, senator Aborigin pertama di parlemen Victoria sekaligus perempuan Djab Wurrung mengecam penebangan yang dilakukan.

"Merasakan rasa sakit dan kepedihan luar biasa yang tengah dirasakan juga oleh leluhur kami," keluh Lidia dalam kicauannya di Twitter.

Kebanyakan masyarakat Aborigin menyatakan, tanah itu menunjukkan identitas mereka, di mana pohon itu dianggap setara dengan gereja atau bangunan suci lainnya.

Di antara tumbuhan yang harus dilindungi terdapat pohon "melahirkan", di mana perempuan bakal mengubur plasenta mereka setelah bersalin.

Baca juga: Wilayah Utara Australia Ditutup hingga 2022 untuk Melindungi Populasi Aborigin dari Covid-19

Otoritas Victoria jelas memberikan pembelaan atas proyek jalan raya sepanjang 12 km antara Melbourne dan Adelaide, di mana kecelakaan lalu lintas bakal tereduksi.

Dalam rilis resminya, pemerintah menjelaskan dalam beberapa tahun terakhir terdapat 100 kecelakaan lalu lintas di Jalan Raya Kawasan Barat.

"Dengan 11 korban tewas, kami harus segera mengupayakan pembaruan yang akan menyelamatkan banyak nyawa," jelas otoritas Victoria.

Pemerintah juga menekankan bahwa mereka sudah berdialog dengan pemilik tanah, di mana mereka harus memenuhi persyaratan dari ahli lingkungan.

"Kami selalu mendengarkan masyarakat Aborigin di setiap langkah yang kami lakukan," kata pemerintah.

Baca juga: Polisi Australia Penendang Remaja Aborigin Disebut Alami Hari yang Buruk Saat Peristiwa Terjadi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com