Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seruan Agar Australia Melindungi Perempuan Korban KDRT Pemegang Visa Sementara

Kompas.com - 25/10/2020, 13:02 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Ketika Elly, bukan nama sebenarnya, meninggalkan rumah di pinggiran kota Melbourne tempatnya berlindung, dia mengenakan topi lebar dan kacamata hitam besar untuk melindungi diri dari pembalasan mantan suaminya.

Elly takut diserang dengan air keras.

"Saya benar-benar tahu sifat mantan suami saya yang sangat pendendam dan kejam. Dia selalu ingin menang," kata Elly.

Baru menikah tahun lalu, Elly pindah dari Iran dengan visa sementara untuk bisa bersama suaminya, yang sedang belajar di Melbourne.

Tiga hari setelah dia tiba, suaminya mulai memukul dan memperkosanya tanpa henti.

Tiga setengah bulan kemudian, merasa yakin suaminya akan membunuhnya, Elly menelepon polisi.

"Ini pertama kalinya saya mengerti bahwa dengan status pemegang visa sementara, saya bisa mengalami masalah yang sangat, sangat sulit," kata Elly.

"Karena jenis visa saya, tempat penampungan perempuan tidak menerima saya. Mereka berkata, kami tidak dapat membantu Anda karena Anda menggunakan visa sementara dan Anda tidak memiliki Centrelink, sambung Elly.

Dia akhirnya ditempatkan di akomodasi sementara.

Baca juga: Petani Australia Putus Asa, Desak agar Backpacker Segera Didatangkan

"Dia mengancam akan membatalkan visa saya"

Tanpa pekerjaan, sedikit uang dan trauma akibat penganiayaan, Elly saat ini tinggal bersama dengan sebuah keluarga.

"Tidak ada perempuan yang (seharusnya) menoleransi kekerasan dalam rumah tangga, mentoleransi pemerkosaan, hanya karena jenis visa (mereka)," kata Elly.

"Saya tidak bisa berbuat apa-apa untuk diri saya sendiri karena dia mengancam saya untuk membatalkan visa saya, dan membunuh saya di negara asal saya," sambung dia.

Kini perpisahan dari suaminya berarti telah mengubah jenis visa partner yang awalnya ia miliki dengan visa bridging untuk berjuang tinggal di Australia.

Elly percaya, sebagai seorang perempuan yang berpisah dari suami, ditambah dengan tuduhan palsu perzinahan yang dilontarkan oleh mantan suaminya, kembali ke Iran dapat mengakibatkan dia dipenjara atau dibunuh.

"Karena itu tabu, dan semua orang mengira semua masalah ada pada saya, sehingga akan ada bahaya pembunuhan untuk mengorbankan saya. Selain itu, mantan saya mengancam saya (dengan) serangan air keras," imbuh Elly.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com