Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Kompas.com - 30/04/2024, 12:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pengunjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia mengabaikan ultimatum untuk meninggalkan perkemahan mereka atau berisiko ditangguhkan status kemahasiswaannya.

Universitas memulai penangguhan pada Senin (29/4/2024) malam.

“Kami telah mulai menangguhkan mahasiswa sebagai bagian dari upaya kami untuk memastikan keamanan di kampus,” kata universitas tersebut dalam pembaruan di situs webnya, dikutip dari Reuters

Baca juga: Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

“Setelah tindakan disipliner dimulai, penilaian ditangani oleh beberapa unit berbeda di universitas berdasarkan sifat pelanggarannya," tambah mereka.

Ultimatum tersebut, yang menetapkan batas waktu pada Senin pukul 14.00, muncul setelah rektor universitas tersebut, Minouche Shafik, mengumumkan bahwa upaya mencapai kompromi dengan penyelenggara protes gagal.

Dia mengatakan bahwa lembaga tersebut tidak akan tunduk pada tuntutan untuk melakukan divestasi dari Israel.

Para perunding protes memberi tahu universitas bahwa para demonstran telah menanggapi ultimatum tersebut dengan memilih untuk tidak membongkar perkemahan.

Rekaman yang diunggah di media sosial menunjukkan para pengunjuk rasa, mengenakan masker dan atasan berwarna cerah serta tangan terikat, membentuk dinding manusia.

Mereka sepertinya menghalangi segala upaya aparat penegak hukum untuk membubarkan lokasi protes.

Penyelenggara protes juga menuduh universitas tersebut melakukan eskalasi kekerasan dan menyatakan kesiapan untuk mengintensifkan tindakan mereka sebagai tanggapan.

Baca juga: Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

“Ancaman hari ini muncul setelah negosiasi selama berhari-hari yang sia-sia dimana universitas menolak untuk secara serius mempertimbangkan tuntutan kami untuk divestasi, transparansi keuangan dan amnesti bagi mahasiswa dan dosen yang disiplin dalam gerakan pembebasan Palestina,” tambah pernyataan itu.

Kampus Columbia di New York telah menjadi pusat serangkaian protes perguruan tinggi di seluruh AS terhadap perang enam bulan Israel di Gaza.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Perang itu sendiri telah menyebabkan kematian lebih dari 34.000 warga Palestina, ratusan ribu lainnya mengungsi dan berada di ambang kelaparan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com