Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derek Chauvin Bebas dengan Jaminan Senilai Rp 14,7 Miliar, tapi Ada Syaratnya

Kompas.com - 08/10/2020, 11:45 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

MINNEAPOLIS, KOMPAS.com - Eks petugas polisi Minneapolis yang dituduh melakukan pembunuhan atas kematian George Floyd membayar jaminannya pada Rabu (7/10/2020) dan dibebaskan dengan syarat.

Melansir Associated Press (AP) pembebasan eks polisi bernama Derek Chauvin dari penjara dikawal oleh Garda Nasional Amerika Serikat (AS) untuk berjaga-jaga jika suatu waktu terjadi protes massa.

Menurut catatan pengadilan, Derek Chauvin membayar uang jaminannya sebesar 1 juta dollar AS alias sekitar Rp 14,7 Miliar.

Catatan penjara distrik Hennepin menunjukkan Chauvin dibebaskan sebelum pukul 11:30 pagi waktu setempat.

Chauvin ditahan setelah dia memborgol dan menahan pria keturunan Afro-Amerika, George Floyd pada 25 Mei 2020 lalu.

Baca juga: Derek Chauvin, Pembunuh George Floyd, Diduga Kemplang Pajak

Chauvin menahan Floyd dengan menekan lututnya di leher pria itu dan terekam dalam video yang beredar luas di media sosial.

Akibatnya, tindakan Chauvin itu dikecam oleh masyarakat internasional. Protes massa pun pecah di AS dan berakhir dengan kerusuhan juga penjarahan.

Chauvin dan tiga petugas polisi lain yang terlibat dipecat. Chauvin didakwa dengan pembunuhan tingkat dua dan pembunuhan tingkat tiga.

Sementara petugas polisi lainnya, Thomas Lane, J. Kueng dan Tou Thao dituduh membantu dan bersekongkol baik dalam pembunuhan tersebut.

Setelah Chauvin dibebaskan, Gubernur Tim Walz mengaktifkan Garda Nasional untuk membantu penegak hukum setempat.

Baca juga: Sebelum Tewas, George Floyd Sempat Diminta Berhenti Berteriak oleh Derek Chauvin

Walz mengatakan, petugas polisi memobilisasi 100 tentara Garda Nasional dan menyediakan peralatan dan fasilitas "karena kewaspadaan ekstra" sehubungan dengan masalah keamanan publik.

Walz mengatakan sebanyak 100 polisi negara bagian dan 75 petugas konservasi Sumber Daya Alam juga dikerahkan untuk membantu pemerintah daerah.

Ketika hari menjelang gelap pada Rabu malam, ratusan orang turun ke jalan di selatan Minneapolis tempat protes berpusat pada hari-hari setelah kematian George Floyd.

Mereka berbaris beberapa blok dan memblokir persimpangan untuk sementara waktu, dengan teriakan seperti, "Tidak Ada Keadilan, Tidak Ada Kedamaian, Tuntut Polisi."

Pengacara keluarga Floyd, Ben Crump dan Antonio Romanucci merilis pernyataan yang mengatakan pembebasan Chauvin sebagai "pengingat yang menyakitkan" bahwa keluarga Floyd jauh dari mendapatkan keadilan.

Baca juga: Masuk Penjara, Derek Chauvin Tak Boleh Dikawal Polisi Kulit Berwarna

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com