ISLAMABAD, KOMPAS.com - Kepala tim negosiasi perdamaian Afghanistan, Abdullah Abdullah dalam kunjungannya pada Selasa (29/9/2020) ke Pakistan mengatakan bahwa saat ini adalah waktunya untuk Afghanistan dan Pakistan membangun hubungan damai.
Kedua negara harus saling menghindari kecurigaan, "retorika basi" dan teori yang melelahkan, yang telah membuntuti negara bertetangga ini di masa lalu, kata Abdullah.
Abdullah berada di Pakistan untuk pertama kalinya setelah 12 tahun tahun, membawa misi membangun hubungan yang dimaksudkan untuk memperbaiki ketidakpercayaan yang mengakar antara kedua negara, seperti yang dilansir Associated Press pada Selasa (29/9/2020).
Abdullah mengatakan kepada Institute of Strategic Studies di ibu kota federal Islamabad, bahwa kedua negara bertetangga ini sedangan berada dalam permulaan hubungan baru, yang ditandai dengan "saling menghormati, kerja sama yang tulus, dan kemakmuran bersama".
Baca juga: Perjanjian Damai Taliban-Afghanistan, Ini Tuntutan Paling Pelik
"Saya sangat yakin bahwa setelah bertahun-tahun yang penuh masalah, kita sekarang harus sudahi retorika basi dan teori konspirasi bayangan yang telah menahan kita," kata Abdullah.
Ia melanjutkan dnegan berkata, “Kami tidak dapat menjalankan usaha seperti biasa. Kami membutuhkan pendekatan baru dan masyarakat kami menuntutnya. Lebih mendesak dari sebelumnya untuk melihat kawasan kami sebagai satu kawasan.”
Pernyataan Abdullah muncul menjelang pertemuannya dengan kekuatan panglima militer dan perdana menteri Pakistan, pada Selasa malam.
Pada saat yang sama di tempat terpisah, Afghanistan juga tengah menghadapi peristiwa genting bersejarah, yaitu negosiasi perdamaian perang dengan Taliban, di Qatar.
Baca juga: Pasukan Taliban Kembali Perangi Pasukan Afghanistan Setelah Dibebaskan
Di bawah kepemimpinan Perdana Menteri, Imran Khan, Pakistan telah mengadvokasi untuk mengakhiri politik perang Afghanistan. Bahkan sebelum berkuasa pada 2018, Imran Khan telah mengupayakan jalur damai.
Ia telah menjadi kritikus kuat atas apa yang disebut Washington perang melawan teror, namun hal itu telah menyebabkan puluhan ribu orang Pakistan dan Afghanistan tewas.
Ada pun di tengah upaya damai dengan Pakistan, masih banyak warga Afghanistan yang mengkritik dukungan yang diterima Taliban di Pakistan, setelah runtuhnya pemerintahan Taliban di Afghanistan pada 2001 dengan invasi pimpinan AS ke Afghanistan.
Pakistan berpendapat hubungannya dengan Taliban adalah yang memberinya pengaruh untuk menekan milisi religius ke dalam negosiasi.
Tetap saja, warga Afghanistan sangat curiga terhadap Pakistan dan pejabat pemerintah khawatir keterlibatan Pakistan yang terus berlanjut di negara mereka, sebagai cara untuk melawan pengaruh India yang telah menjadi musuhnya, di Afghanistan.
Pakistan dan India telah berperang 3 kali dan baik Pakistan maupun India saling menuduh menggunakan wilayah Afghanistan untuk merusak stabilitas di wilayah tersebut.
Pakistan telah mendapat kecaman internasional atas dukungannya terhadap beberapa kelompok militan dan oposisinya terhadap yang lain.