“Itu pasti berpengaruh,” kata Mockaitis.
Baca juga: Wabah Pes Muncul di China, Dulu Sebabkan ‘Black Death’ yang Tewaskan Jutaan Jiwa
London tidak pernah benar-benar beristirahat setelah Black Death. Wabah baru muncul kembali kira-kira setiap 10 tahun dari 1348 hingga 1665—1740 wabah hanya dalam waktu 300 tahun.
Dan dengan setiap wabah wabah baru, 20 persen pria, wanita, dan anak-anak yang tinggal di ibu kota Inggris tewas.
Pada awal 1500-an, Inggris memberlakukan Undang-undang pertama untuk memisahkan dan mengisolasi orang sakit.
Rumah yang terserang wabah ditandai dengan jerami yang digantung di tiang di luar. Jika seseorang telah menginfeksi anggota keluarga, maka dia harus membawa tiang putih saat pergi ke tempat umum.
Kucing dan anjing diyakini membawa penyakit tersebut, jadi terjadilah pembantaian massal terhadap ratusan ribu hewan.
Wabah Besar 1665 adalah yang terakhir dan salah satu wabah terburuk selama berabad-abad, menewaskan 100.000 warga London hanya dalam waktu tujuh bulan.
Semua hiburan publik dilarang dan para korban dikurung secara paksa di rumah mereka untuk mencegah penyebaran penyakit.
Salib merah dilukis di pintu mereka bersama dengan permohonan pengampunan, "Tuhan kasihanilah kami."
Meski dianggap kejam karena mengurung orang sakit di rumah mereka dan menguburkan orang mati di kuburan massal, mungkin itu satu-satunya cara untuk mengakhiri wabah besar terakhir.
Baca juga: Wabah Pes Muncul, Tewaskan Seorang Remaja di Mongolia
Cacar menjadi endemik di Eropa, Asia dan Arab (Dunia Lama) selama berabad-abad, ancaman terus-menerus yang menewaskan tiga dari sepuluh orang yang terinfeksi dan meninggalkan sisanya dengan bekas luka bopeng.
Namun tingkat kematian di Dunia Lama tidak seberapa dibandingkan dengan kehancuran yang ditimbulkan pada populasi asli di Dunia Baru (Amerika, Oceania) ketika virus cacar tiba di abad ke-15 dengan penjelajah Eropa pertama.
Penduduk asli Meksiko modern dan Amerika Serikat tidak memiliki kekebalan alami terhadap cacar dan virus membasmi mereka hingga puluhan juta orang.
“Belum pernah ada pembunuhan dalam sejarah manusia yang menyamai apa yang terjadi di Amerika, 90 hingga 95 persen populasi pribumi musnah selama satu abad,” kata Mockaitis.
"[Warga] Meksiko dari 11 juta orang menyusut menjadi hanya 1 juta orang saja."