Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Sebut Kim Jong Un Tidak Sehat di Tengah Tangani Wabah Covid-19

Kompas.com - 02/08/2020, 21:25 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

MELBOURNE, KOMPAS.com - Kondisi kesehatan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un kembali mendapat sorotan pakar merujuk kepada fotonya ketika menangani Covid-19.

Adalah Joseph Siracusa, analis politik sekaligus profesor Jurusan Studi Global di Universitas RMIT, Australia, yang memberikan pandangannya.

Foto yang dimaksud adalah ketika Kim Jong Un memimpin pertemuan para pejabat Korea Utara untuk membahas penanganan wabah Covid-19.

Baca juga: Dinasti Kim Jong Un Tidak Sekuat yang Orang Pikir

Pertemuan itu dipimpin langsung oleh Kim setelah mereka menerima kasus pertama virus corona, membuat negara itu menerapkan lockdown.

"Kim terlihat tidak sehat jika merujuk kepada foto yang kita lihat," kata Profesor Siracusa seperti dikutip Daily Express Sabtu (1/8/2020).

Dia menerangkan, melalui pertemuan itu Kim seolah menegaskan kepada dunia bahwa negara komunis itu sama sekali tidak mempunyai kasus domestik.

Adapun kasus pertama tersebut dilaporkan oleh pria yang sempat membelot ke Korea Selatan tiga tahun lalu, sebelum kemudian kembali.

"Mereka ingin menunjukkan mereka tidak mempunyai penularan, dan kasus itu berasal dari Korea Selatan," papar Profesor Siracusa.

Sang pakar mengatakan, dia menduga bahwa pertemuan itu sebenarnya merupakan tanda bahwa dia membutuhkan bantuan finansial dari Presiden AS, Donald Trump.

Baca juga: Covid-19 akan Jadi Ancaman Terbesar Kim Jong Un dalam 9 Tahun Masa Kepemimpinannya

"Saya kira penyebaran Covid-19 yang terjadi di Korea Utara jauh lebih parah daripada yang kami duga," ujar dia kepada Sky News Australia.

Dia mencontohkan kepada kelaparan yang pernah terjadi di negara penganut ideologi Juche itu, yang "hampir tidak diketahui" oleh dunia.

Siracusa meyakini bahwa sang Pemimpin Tertinggi Korut "menutupi" betapa besar dampak dari pandemi virus corona terhadap rakyatnya.

Kondisi darurat itu muncul setelah si pembelot kembali pada 19 Juli, dan mulai menunjukkan gejala virus bernama resmi SARS-Cov-2 itu.

Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan, si pembangkang itu dikarantina, dengan pemerintah juga mulai fokus melacak siapa saja yang melakukan kontak.

Kemudian Pyongyang memerintahkan agar kota perbatasan Kaesong ditutup, dengan prosesnya mulai diterapkan sejak Jumat waktu setempat (31/7/2020).

Baca juga: Kim Jong Un Umumkan Keadaan Darurat, Skrining Covid-19 Diperketat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com