Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wabah Pes Muncul, Tewaskan Seorang Remaja di Mongolia

Kompas.com - 15/07/2020, 06:12 WIB
Shintaloka Pradita Sicca,
Miranti Kencana Wirawan

Tim Redaksi

ULANBATOR, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Negara Mongolia mengumumkan seorang remaja laki-laki di Mongolia meninggal karena bubonic plague atau dikenal juga dengan wabah pes.

Melansir Sky News pada Selasa (14/7/2020), seorang remaja laki-laki berusia 15 tahun telah meninggal karena wabah pes di Mongolia, menurut kementerian kesehatan negara itu.

Pusat Nasional untuk Penyakit Zoonosis (NCZD) mengatakan remaja dari provinsi barat Govi-Altai itu telah meninggal karena makan daging marmut.

Baca juga: Pakar Virologi Ini Tuding China Sengaja Menutupi Wabah Virus Corona

Karantina kini telah diberlakukan di 5 kabupaten di provinsi itu, yang berbatasan dengan China.

"Hasil tes reaksi rantai polimerase (PCR) mengungkapkan pada Senin malam bahwa wabah pes menyebabkan kematian seorang remaja lelaki berusia 15 tahun," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Dorj Narangerel.

Kasus kematian ini menyusul kasus awal bulan ini dari 2 orang yang dinyatakan positif mengidap pes di provinsi tetangganya, Khovd.

Baca juga: Kazakhstan Bantah Adanya Wabah Pneumonia Tak Dikenal

Atas munculnya beberapa kasus wabah pes, NCZD saat ini menyelenggarakan program imunisasi nasional untuk menghentikan penyebaran penyakit.

Tahun lalu, lockdown diberlakukan di provinsi Bayan-Olgii, Mongolia, setelah dilaporkan ada pasangan yang meninggal akibat wabah pes.

Setelah diselidiki, ternyata mulanya pasangan tersebut mengonsumsi daging marmut mentah.

Baca juga: Wabah Pes Dikonfirmasi Terjadi di Inner Mongolia

Sementara di Rusia sedang meningkatkan patroli dalam upaya untuk menghentikan orang-orang berburu marmut di dekat perbatasannya dengan Mongolia.

China mengeluarkan peringatan pekan lalu setelah kasus yang diduga wabah pes ditemukan di wilayah otonom Inner Mongolia.

Tidak ada vaksin untuk penyakit bakteri ini.

Baca juga: Wabah Pes di China, Warga Mongolia Dilarang Makan Marmut Mentah

Wabah pes ditularkan antara hewan melalui kutu mereka, dan manusia dapat terinfeksi oleh gigitan kutu atau melalui interaksi fisik dengan hewan yang terinfeksi.

Gejala dari penyakit yang dikenal sebagai "Black Death" di Abad Pertengahan ini, meliputi demam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan merasa lemah.

Saran dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah seorang dewasa dapat terselamatkan jika segera diobati dengan beberapa antibiotik, dalam jangka waktu kurang dari 24 jam setelah terinfeksi.

Baca juga: Kasus Baru Wabah Pes Muncul di Mongolia, China Langsung Siaga 3

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com