Ramanan Laxminarayan, seorang peneliti senior di Universitas Princeton, mengatakan bahwa lockdown penting karena infeksi meningkat dengan cepat pada saat itu, dan membantu mengurangi penularan penyakit.
Yang lain, termasuk ahli virologi T. Jacob John, berpendapat bahwa lockdown diberlakukan terlalu dini dan terlalu luas, ketika kasus-kasus masih rendah dan terkonsentrasi di wilayah tertentu.
Akibatnya, lebih banyak orang yang terkena dampak perlambatan ekonomi daripada yang seharusnya, dan tidak cukup sumber daya yang tersedia untuk mendukung daerah kumuh, misalnya, di mana tindakan lockdown dan social distancing tidak mungkin dilakukan.
Sifat lockdown nasional yang tidak berkelanjutan hanya menunda penyebaran infeksi virus corona.
"Sekarang, ketika melihat ke belakang, saat itu jelas sebuah kesalahan. Kami seharusnya menunggu lebih lama. Karena (tindakan) kami tidak menghentikan pandemi," kata ekonom dan peraih Nobel, Abhijit Banerjee.
Apa yang disepakati sebagian besar ahli adalah bahwa lockdown India yang terbesar dan salah satu yang paling ketat di dunia, diberlakukan tanpa pemberitahuan atau perencanaan yang cukup.
Berlaku kurang dari 4 jam setelah diumumkan, tindakan tersebut membuat negara itu benar-benar macet dan memicu krisis migran.
Di kota-kota, buruh harian yang miskin tiba-tiba menjadi pengangguran.
Banyak yang tidak punya pilihan selain kembali ke desa asal mereka, tetapi kereta api dan transportasi umum ditangguhkan, sehingga beberapa orang berjalan sejauh ratusan mil.
Baca juga: Dampak Virus Corona, Wali Kota New York dan 495 Stafnya Bakal Dirumahkan
Ramanan Laxminarayan, seorang peneliti senior di Universitas Princeton menyebutkan bahwa beberapa hari pemberitahuan sebelum lockdown dilakukan, pemerintah mengatakan lockdown tidak akan merusak usaha, tetapi akan membantu pedagang kecil merencanakan usaha mereka.
"Membantu orang menentukan tempat, di mana mereka dapat bersiap untuk tinggal dalam jangka waktu yang lebih lama. Dan untuk membantu perusahaan besar untuk pindah ke cara kerja alternatif," kata Laxminarayan.
"Apa gunanya selamat dari Covid-19 hanya untuk mati kelaparan atau terdampar tanpa pekerjaan?" tandasnya.
Menurut Bank Dunia, sebagian besar dari 40 juta migran internal India terkena dampak lockdwon.
Sementara, Kementerian Tenaga Kerja India mengatakan tidak ada data di seluruh negara bagian yang tersedia tentang kematian pekerja migran selama lockdown.
Partai Bharatiya Janata (BJP) Modi bersikeras bahwa lockdown itu efektif dan perlu.
"Seandainya kami tidak mengumumkan lockdown saat kami melakukannya, jumlah kasus akan sangat berbeda hari ini," kata juru bicara nasional BJP, Syed Zafar Islam.
Menteri Kesehatan India Harsh Vardhan mengatakan pada Senin, lockdown adalah keputusan "berani" yang telah mencegah 78.000 kematian karena virus corona.
Kemenangan telak BJP dalam pemilihan nasional 2019, membuat partai oposisi terbesar, Kongres Nasional India (INC), putus asa dan dicengkeram oleh krisis kepemimpinan yang tak ada habisnya, serta pemberontakan dari dalam.
Karena oposisi yang lemah dan terfragmentasi, Modi belum menghadapi kritik bersama, kata analis.
Baca juga: Para Pemimpin Bisnis Peringatkan Semua Negara untuk Tidak Lakukan Nasionalisme Vaksin Virus Corona
Pengamat politik juga menunjukkan kurangnya liputan kritis dari media India.
"Stasiun berita televisi jarang meliput infrastruktur kesehatan India yang hancur dalam menghadapi pandemi yang menyebar dengan cepat," kata Ali.