Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Facebook Tidak akan Menerima Permintaan Iklan Politik Sepekan Menjelang Pemilu AS

Kompas.com - 03/09/2020, 23:52 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Facebook Inc mengatakan pada Kamis (3/9/2020), bahwa pihaknya akan menerima permintaan iklan politik di platformnya, dalam sepekan sebelum Hari Pemilu AS pada 3 November.

Melansir Reuters pada Kamis, langkah Facebook tersebut adalah serangkaian langkah yang disebutnya sebagai rencana akhir untuk mengurangi risiko kesalahan informasi dan campur tangan pemilu.

Facebook juga mengatakan sedang menciptakan sebuah label untuk unggahan dari kandidat atau bentuk kampanye yang mencoba mengklaim kemenangan Pemilu sebelum waktu resmi pengumuman hasilnya.

Dalam sebuah wawancara di CBS News yang disiarkan pada Kamis, Kepala Eksekutif Facebook, Mark Zuckerberg mengatakan tentang langkah-langkah tersebut.

"Ini pasti akan berlaku untuk presiden (Trump) setelah kebijakan ini diberlakukan, dan itu akan berlaku untuk semua orang secara setara," ujar Zuckerberg.

Presiden Donald Trump mencalonkan diri untuk masa jabatan presiden periode kedua, menghadapi penantang dari Partai Demokrat Joe Biden.

Selain pemilihan presiden, ada juga pemilihan anggota kongres dan gubernur.

Baca juga: Gedung Putih Hentikan Laporan Keamanan Pemilu AS ke Kongres

Dalam unggahan Facebook yang mengumumkan perubahan tersebut, Zuckerberg mengatakan dia prihatin dengan tantangan unik yang akan dihadapi para pemilih tahun ini, karena pandemi virus corona, yang telah mendorong pemungutan suara melalui surat pos.

"Saya juga khawatir dengan bangsa kita yang begitu terpecah belah, dan hasil pemilu yang berpotensi memakan waktu berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu untuk diselesaikan, akan ada peningkatan risiko kerusuhan sipil di seluruh negeri," ucapnya.

Zuckerberg sebelumnya membela keputusannya untuk mengizinkan percakapan politik bebas di Facebook, termasuk melalui iklan berbayar, yang dikecualikan oleh perusahaan dari program pengecekan fakta dengan mitra eksternal, termasuk Reuters.

Seorang juru bicara Facebook mengatakan kepada Reuters bahwa pengiklan politik dapat melanjutkan pembuatan iklan baru setelah Hari Pemilihan.

Twitter Inc tahun lalu melarang iklan politik, dan Alphabet Google membatasi cara pengiklan pemilu dapat menargetkan pemilih secara mikro.

Baca juga: Kalau Trump Nyinyir Lagi Saat Pemilu AS, Ini yang Akan Dilakukan Media Sosial

Facebook telah diserang kritikan, termasuk dari karyawannya sendiri, sejak mengizinkan beberapa unggahan yang menghasut dari Trump.

Unggahan menghasut yang melanggar kebijakan perusahaan itu tetap tidak tersentuh awal musim panas ini, termasuk yang berisi klaim menyesatkan tentang surat suara yang masuk.

Para ahli disinformasi juga telah memberikan peringatan, menyerukan kepada eksekutif Facebook, tentang klaim palsu dan teori konspirasi yang memungkinkan menyebar dalam skenario lebih luas, ketika informasi resmi pemilihan tidak segera tersedia pada malam pemilihan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com