Dalam postingannya, Zuckerberg mengatakan bahwa ini bisa menjadi "periode klaim dan kontra-klaim yang intens karena penghitungan hasil akhir."
Tim kampanye Biden tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait kebijakan Facebook ini.
Baca juga: Facebook Tutup Akun Politisi India yang Sebarkan Ujaran Kebencian terhadap Rohingya
Sementara, dalam kampanye pada Kamis, Trump mengecam pengumuman Facebook yang menghentikan iklan berbau kampanye politik, sebagai tindakan pembungkaman.
"Ketika jutaan pemilih akan membuat keputusan mereka, presiden akan dibungkam oleh Mafia Lembah Silikon," kata Samantha Zager, seorang Juru bicara kampanye Trump.
Grup digital Demokrat, Acronym, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa langkah Facebook sama dengan memutuskan untuk "memberikan skala pemilu kepada mereka yang memiliki pengikut terbesar di Facebook, dan itu termasuk Presiden Trump dan media sayap kanan yang melayaninya."
Facebook, jaringan sosial terbesar di dunia, akan terus mengizinkan kampanye dan lainnya menjalankan iklan politik yang sudah ada di sistem, dan akan mengizinkan mereka untuk mengubah jumlah pengeluaran dan penargetan pengguna.
Namun, akan memblokir penyesuaian pada konten atau desain iklan selama masa seminggu hingga hari pelaksanaan Pemilu AS 2020.
Baca juga: Ditekan Pemerintah, Facebook Blokir Grup yang Kritik Monarki Thailand
Zuckerberg mengatakan Facebook "semakin melihat upaya untuk merusak legitimasi pemilu kami dari dalam perbatasan kami sendiri" di samping kampanye pengaruh asing.
Pengaruh asing yang ia maksud, seperti yang ditetapkan oleh badan intelijen AS, dan Rusia dianggap telah ikut campur dalam pemungutan suara 2016, meski Moskwa telah membantah tuduhan tersebut.
Selanjutnya ia mengatakan untuk mengatasi ancaman itu, Facebook akan melabeli setiap unggahan yang berusaha mendelegitimasi hasil pemilu.
Perusahaan juga akan memperluas kriteria untuk konten yang akan dihapus, meliputi kriteria yang dianggap sebagai penindasan pemilih dan akan menghapus unggahan dengan informasi yang salah tentang Covid-19.
Selain itu, informasi yang salah tentang pemungutan suara, yang menurut Zuckerberg dapat digunakan untuk menakut-nakuti orang agar tidak menggunakan hak pilih mereka.
Baca juga: Facebook Hapus Lagi Konten Palsu Trump Soal Covid-19
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.