Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama 7 Malam Berturut-turut Pesawat Israel Serang Gaza

Kompas.com - 18/08/2020, 18:42 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Aljazeera

GAZA, KOMPAS.com - Serangan udara Israel di Gaza berturut-turut berlangsung hingga malam ke-7, ketika delegasi Mesir berkunjung di Gaza untuk membicarakan gencatan senjata.

Melansir Al Jazeera pada Selasa (18/8/2020), serangan di Gaza berlanjut untuk malam ke-7 berturut-turut, ketika pesawat tempur Israel menargetkan pos pengamatan Hamas sebagai tanggapan atas serangan balon api Palestina di seberang perbatasan.

Serangan udara pada Selasa ini terjadi ketika pejabat keamanan Mesir sedang berkunjung ke wilayah Gaza, setelah melakukan pertemuan dengan pihak Israel sebagai upaya untuk meredakan kekerasan yang tengah berlangsung antar Israel dengan Gaza.

"Jet tempur dan pesawat (lainnya) menghantam infrastruktur bawah tanah milik Hamas di Jalur Gaza," kata pernyataan militer Israel, yang mengaitkan serangan itu adalah balasan terhadap "balon peledak dan pembakaran yang diluncurkan dari Jalur Gaza ke Israel".

Baca juga: Tank Israel Serang Hamas di Jalur Gaza terkait Rusuh dan Bom Balon

Sumber dan saksi keamanan Gaza mengatakan, serangan pada Selasa, menghantam pos pengintai Hamas di Rafah di selatan wilayah Jalur Gaza dan Beit Lahia di utara.

Ketegangan telah meningkat selama lebih dari seminggu, dengan Israel menuduh Hamas menembakkan roket dan meluncurkan seikat balon melintasi perbatasan yang dilengkapi dengan alat pembakar atau bahan peledak.

Sementara, Israel telah menutup akses penyeberangan barang Karem Abu Salem (Kerem Shalom) dengan Jalur Gaza, memberlakukan larangan penangkapan ikan di lepas pantai Gaza, dan melakukan serangan udara setiap malam selama tujuh malam.

Baca juga: Setelah Serang Jalur Gaza, Israel Larang Nelayan Palestina Tangkap Ikan

Wilayah Palestina telah berada di bawah blokade Israel yang melumpuhkan sejak 2007, dengan Israel mengutip ancaman keamanan dari Hamas atas blokade darat, udara dan lautnya.

Sumber Hamas mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa kelompok Hamas mengadakan pembicaraan dengan delegasi Mesir di Gaza pada Senin (17/8/2020), sebelum delegasi tersebut berangkat untuk pertemuan dengan Israel dan Otoritas Palestina yang berbasis di Tepi Barat.

Sumber dari Hamas menambahkan, Delegasi Mesir diperkirakan akan kembali ke Gaza setelah pembicaraan itu selesai.

Baca juga: Diserang Roket, Israel Balas Gempur Jalur Gaza dengan Jet Tempur

"Pendudukan (pasukan Israel) melanjutkan agresinya dan melakukan serangan udara di Gaza setelah tengah malam," kata sumber Hamas, menambahkan bahwa serangan itu dipandang sebagai "tanggapan negatif" terhadap pertemuan antara para pencari gencatan senjata.

Laporan terakhir terkait serangan itu, tidak ada korban jiwa yang ditemukan.

Jika diingat, pada tahun lalu ada gencatan senjata yang terjadi antara pasukan Hamas di Jalur Gaza dengan pasuan Israel, yang didukung oleh Mesir, Qatar dan PBB. Namun, ketegangan antara Hamas dan Israel meningkat secara sporadis.

Baca juga: Setelah Serang Jalur Gaza, Israel Luncurkan Satelit Mata-mata

Hamas mengatakan Israel tidak menghormati kesepakatan sebelumnya yang menetapkan bahwa Israel meringankan blokade yang telah diberlakukan di Gaza sejak pengambilalihan Hamas, dan memungkinkan proyek skala besar untuk membantu menyelamatkan ekonomi yang runtuh di Gaza.

Satu-satunya pembangkit listrik di Gaza dijadwalkan ditutup karena penutupan perlintasan oleh Israel, yang telah memutus pasokan bahan bakar, memperburuk krisis listrik dan membuat 2 juta penduduk Gaza mendapat listrik sekitar 4 jam sehari.

Baca juga: Serangan Israel Melukai Anak-anak, Hamas Memberi Peringatan Balas Serang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com