Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Kuliah Sepenuhnya Daring, Pelajar Asing Akan Dipaksa Keluar AS

Kompas.com - 07/07/2020, 10:55 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pelajar internasional akan dipaksa keluar dari Amerika Serikat (AS) jika sekolah atau perguruan tinggi mereka menerapkan pembelajaran daring sepenuhnya.

Jika tidak ingin pergi, Pihak otoritas imigrasi AS memberikan opsi lain kepada pelajar internasional untuk pindah sekolah atau perguruan tinggi yang tidak menerapkan pembelajaran daring.

Peraturan yang dibuat oleh Badan Imigrasi Bea dan Cukai AS (ICE) tersebut juga menekan pihak perguruan tinggi untuk membuka kembali pengajarannya secara langsung.

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mendesak agar sekolah dan perguruan tinggi kembali melakukan pengajaran secara langsung sesegera mungkin.

Setelah peraturan tersebut dirilis, Trump berkicau di Twitter bahwa sekolah harus dibuka kembali pada September tahun ini.

Baca juga: Putranya Dilarang Pakai Anting-anting, Ibu Murka dan Labrak Sekolah

Dia menuding Partai Demokrat AS ingin membuat sekolah atau perguruan tinggi ditutup karena alasan politik, bukan karena alasan kesehatan.

"Mereka pikir rencana itu akan membantu mereka pada November (pada pilpres AS). Salah, orang-orang sudah tahu," tulis Trump sebagaimana dilansir dari The Japan Times, Selasa (7/7/2020).

Di bawah aturan baru tersebut, pelajar internasional harus mengambil setidaknya beberapa kelas dengan tatap muka langsung.

Jika tidak, otoritas imigrasi AS tidak akan memberikan visa kepada pelajar tersebut.

Bahkan, jika ada sekolah atau perguruan tinggi yang sepenuhnya menawarkan pengajaran secara daring, maka pelajar internasional dilarang mengambil satu pun dari kelas itu.

Baca juga: Terpapar Covid-19, Lebih dari 40 Kepala Sekolah San Fransisco Karantina Mandiri

Peraturan itu membuat dilema bagi pelajar internasional yang terdampar di AS saat wabah corona dan memaksa mereka belajar secara daring.

Dewan Pendidikan Amerika mengatakan pedoman tersebut "mengerikan" dan membuat pihak perguruan tinggi semakin kebingungan mencari cara membuka kembali dengan aman.

Yang menjadi perhatian khusus adalah, jika wabah semakin merebak, para pelajar tidak akan dibebaskan dari peraturan ini.

Wakil Presiden Dewan Pendidikan Amerika Senior, Terry Hartle, mengatakan peraturan tersebut akan menyebabkan kebingungan dan ketidakpastian yang luar biasa.

Kelompok Pendidikan Internasional (NAFSA) mengecam peraturan tersebut dan mengatakan sekolah harus diberikan wewenang untuk membuat keputusan sendiri.

Baca juga: Di Inggris, Siswa yang Tidak Masuk Sekolah Bakal Didenda

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pasukan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera di Gaza

Pasukan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera di Gaza

Global
Penembakan di Afghanistan, 3 Turis Spanyol Tewas, 7 Lainnya Terluka

Penembakan di Afghanistan, 3 Turis Spanyol Tewas, 7 Lainnya Terluka

Global
[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

Global
WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com