BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Dettol

Di Inggris, Siswa yang Tidak Masuk Sekolah Bakal Didenda

Kompas.com - 01/07/2020, 13:02 WIB
Danur Lambang Pristiandaru,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

LONDON, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan Inggris, Gavin Williamson, mengatakan masuk sekolah mungkin akan kembali "diwajibkan" dan bagi keluarga yang tidak mematuhinya mungkin akan mendapat denda.

Kecuali jika orang tua anak tersebut memilik "alasan yang bagus" untuk tidak mengirim anaknya masuk sekolah. Seperti contoh daerah yang memiliki banyak kasus positif Covid-19 sehingga harus dikarantina wilayah.

Rencananya, siswa kembali diwajibkan masuk pada musim gugur atau September tahun ini. Hal-hal teknis dan terperinci mengenai hal tersebut akan ditetapkan pada pekan ini.

Gavin juga menambahkan pada saat sekolah para siswa tidak perlu menerapkan physical distancing seperti yang diterapkan pada pub.

Baca juga: Jelang New Normal, Singapura Buka Lagi Rumah Ibadah dan Museum

Namun, keputusan tersebut ditentang oleh para kepala sekolah dan perkumpulan guru. Mereka berpendapat agar Williamson tak buru-buru memutuskan hukuman denda bagi para orang tua murid.

Daripada memberikan denda, hubungan antara sekolah dan orang tua murid mestinya dibangun ulang atas dasar kepercayaan antara keduanya.

Ketua Partai Buruh Sir Keir Starmer menuduh pemerintah tak becus dalam membuka kembali sekolah. Starmer menambahkan bahwa keputusan tersebut juga "kurang perencanaan".

Gavin beralasan "Jika Anda bisa membangun rumah sakit di Nightingale --sebuah hal baik yang dilakukan-- maka Anda juga bisa membuat ruang kelas sementara. And bisa mengambil alih perpustakaan atau [gedung] pusat kegiatan warga," ujarnya dikutip Metro.

Baca juga: Mulai Juli, Pegawai di Uni Emirat Arab Wajib Masuk Kerja

Sebagian anak-anak mulai kembali ke sekolah mulai Juni. Namun sebagai fase pembukaan kembali, pemerintah mengonfirmasi bahwa orang tua yang kurang merasa aman tidak dikenakan denda.

Data terakhir dari pemerintah menunjukkan 34 persen dari seluruh anak berusia 6 tahun pada 18 Juni sudah masuk kembali ke sekolah, naik sekitar 26 persen dari 11 Juni.

Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan fakta bahwa masih banyak anak yang belum kembali ke sekolah merupakan sumber "frustasi yang mendalam" baginya.

Dia menambahkan bahwa para guru dan dewan harus lebih "keras dan jelas" mengatakan bahwa bersekolah sudah aman.

Baca juga: Potret Ramainya Singapura yang Hidup Lagi di Fase 2 Jelang New Normal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com