"Anda sedang berjalan, tiba-tiba ada seseorang yang akan menembak ke dalam mobil tanpa arah. Jika Anda mengenali mereka, Anda harus melaporkannya,” desak Bottoms.
Baca juga: Al Qaeda Coba Tumpangi Protes Black Lives Matter
Secoriea adalah satu dari belasan orang yang ditembak di Atlanta pada Sabtu itu. Lalu, satu dari tiga orang yang tewas oleh senjata api.
"Kamu tidak bisa menyalahkan petugas polisi. Kamu tidak bisa mengatakan ini tentang reformasi peradilan pidana. Ini tentang beberapa orang yang membawa senjata, yang menembaki mobil dengan anak kecil berusia delapan tahun. Untuk apa?" ujar Bottoms.
Kata-katanya dalam konferensi pers itu kemudian mengundang kemarahan warganet yang menganggap bahwa Bottoms adalah whataboutism, sikap menyangkal sebuah isu dengan membandingkannya ke isu lain
Dia dinilai telah menggunakan kasus kematian anak kecil itu sebagai upaya menguatkan kebrutalan polisi dan melemahkan gerakan BLM.
Baca juga: Quaden Bayles Dilecehkan Ketika Ikut Datang ke Aksi Black Lives Matter
Sebagian lainnya menuding bahwa kericuhan yang terjadi sebagai tanda bahwa dirinya sudah tak layak menjadi wali kota, dan harus mengundurkan diri.
"Wali kota 'Wakanda' terang-terangan menggunakan kematian anak berusia 8 tahun untuk menyerang perjuangan orang kulit hitam untuk hidup. Benar-benar menjijikkan dan menyedihkan, @KeishaBottoms," tulis salah satu warganet bernama Benjamin Dixon di Twitter-nya.
"Kau seharusnya menghentikan semua kejahatan yang terjadi pada kelompokmu, sebelum kau dapat menuntut pembunuhan yang dilakukan negara oleh polisi, berhenti 'seperti itu', Keisha," tulisnya lagi.
Baca juga: Berlutut untuk Aksi Black Lives Matter, Uskup Ini Ditelepon Paus Fransiskus
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.