Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Meninggal Covid-19 Lebih dari 500.000, WHO: Wabah Belum Berakhir

Kompas.com - 30/06/2020, 10:30 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

JENEWA, KOMPAS.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, wabah virus corona "masih jauh dari kata berakhir" meski korban meninggal mencapai lebih dari 500.000 orang.

Dalam catatan yang mengkhawatirkan, jumlah infeksi di seluruh dunia mencapai 10 juta, dengan sejumlah negara ada yang kembali memberlakukan lockdown.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menuturkan, dia tentu ingin seperti yang lain, berharap pandemi virus corona segera berakhir.

Baca juga: Brasil Alami Pekan Terburuk Covid-19, Massa Minta Presiden Jair Bolsonaro Mundur

"Tetapi kenyataan pahitnya adalah, penyakit ini bahkan jauh dari kata usai," ungkap Tedros dalam konferensi pers di Jenewa.

Dia menerangkan meski ada negara yang membuat perkembangan bagus, secara global dia mengatakan pandemi ini masih mengalami peningkatan.

Virus ini pertama kali merebak di China Januari lalu, di mana Tedros berujar tim akan dikirim ke sana untuk mencari tahu asal usulnya.

Covid-19 masih belum teratasi di AS, di mana otoritas kesehatan setempat mencatat 2,5 juta infeksi dan 1250.000 korban meninggal.

Sejumlah negara bagian terpaksa kembali melarang bar dan restoran beroperasi, dengan Presiden Donald Trump ditekan agar memberi contoh seperti mengenakan masker.

Baca juga: Anggota DPRD Makassar yang Jamin Pengambilan Jenazah Covid-19 Akan Diperiksa Polisi

Kementerian kesehatan sudah memperingatkan, "jendela hampir tertutup", yang berujung kepada upaya mereka menangani pandemi sudah hampir mencapai batas.

Tetapi seperti diberitakan AFP Senin (29/6/2020), Trump memilih untuk menghabiskan waktu dengan bermain golf di Virginia.

Bagaimana pun, tidak selamanya dia bisa bebas melenggang tanpa masker. Apalagi jika mengacu kepada agenda rapat besar Partai Republik.

Jacksonville, kota di Florida yang bakal menjadi venue pertemuan itu pada Agustus mendatang, mewajibkan setiap orang mengenakan masker.

Baca juga: Relawan Trump Cabuti Stiker Social Distancing Sebelum Kampanye di Tulsa

"Rasa sakit yang amat dalam"

Selain AS, negara lain yang paling parah terdampak Covid-19 adalah Brasil, yang mencatatkan 259.105 kasus dalam tujuh hari terakhir.

Pada Minggu (28/6/2020), massa baik di Negeri "Samba" maupun seluruh dunia menggelar demonstrasi menentang Presiden Jair Bolsonaro.

Sebabnya selama wabah, Bolsonaro adalah pihak yang mengabaikan betapa berbahayanya penyakit itu dengan menyebutnya "flu ringan".

Selain itu, dia juga menentang upaya negara bagian menerapkan karantina wilayah, di mana dia berkilah langkah itu bisa merusak ekonomi.

"Brasil menderita rasa sakit yang amat dalam. Sakit yang tersembunyi di tengah meningkatnya kematian karena wabah," jelas penyelenggara.

Sementara bar ditutup di Los Angeles, pub Irlandia mulai dibuka untuk pertama kalinya dalam 15 pekan terakhir di tengah upaya pemulihan yang dilakukan Eropa.

Baca juga: Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Negara Bagian AS Batasi Kapasitas Pengunjung Restoran

"Guinness baik untuk Anda," jelas Mark O'Mahony, salah satu pelanggan pub di Dublin. "Tanpanya, 15 pekan terasa buruk."

Di Inggris, Perdana Menteri Boris Johnson menuturkan negaranya telah mengalami "kejutan besar" saat bersiap mengungkap paket stimulus.

Pemerintahannya sudah siap sejatinya untuk membuka membuka lagi pub, restoran, dan salon rambut di seluruh negeri pada 4 Juli.

Tapi pada Senin, sekolah dan lini usaha tak esensial di Leicester terpaksa ditutup setelah muncul penularan baru virus corona.

Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis Emmanuel Macron menyerukan adanya tindakan "tegas" dan "efisien" mengenai dana penyelamatan di Uni Eropa.

Jerman, yang sempat dipuji atas penanganan brilian terhadap wabah, melaporkan perpanjangan lockdown di Negara Bagian North Rhine-Westphalia.

Baca juga: Virus Corona Terdeteksi di Industri Daging Tönnies, Jerman Lockdown Wilayah Gütersloh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com