Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Tahan Aktivis Pengkritik Presiden Xi Jinping

Kompas.com - 25/06/2020, 19:02 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - Otoritas China dilaporkan menahan dua aktivis, dengan salah satunya mengkritik Presiden Xi Jinping dan memintanya untuk mundur terkait Covid-19.

Figur berpengaruh Ding Jiaxi dan Xu Zhiyong menghadiri pertemuan rahasia melibatkan pakar hukum dan aktivis HAM di Provinsi Fujian awal Desember 2019.

Sejak pertemuan rahasia itu, banyak di antara peserta yang ditahan oleh otoritas setempat, dilaporkan kantor berita AFP Kamis (25/6/2020).

Baca juga: Kremasi Tentara yang Gugur, India Juga Bakar Foto Xi Jinping

Kabar itu merupakan perkembangan baru surutnya kebebasan sipil, sejak Presiden Xi Jinping berkuasa di 2012, dengan banyak aktivis dan pengacara yang ditangkap.

Ding dan Xu merupakan sosok berpengaruh di pergerakan New Citizens' Movement, grup sipil yang menyerukan reformasi konstitusi dan mengkritik korupsi pemerintah.

Baik keluarga dan teman dari dua tokoh itu mengungkapkan, mereka tidak bisa menghubungi atau pun diizinkan untuk menemui mereka.

Ding, yang sebelumnya dipenjara karena memprotes pejabat korup, ditangkap atas tuduhan "menghasut melawan negara", ujar istrinya Luo Shengchun.

"Harapan terbesar saya adalah agar Jiaxi bisa bertemu dengan kuasa hukumnya, sekaligus memastikan dia baik-baik saja," kata sang istri.

Luo mengatakan, saudara Ding menerima pemberitahuan bahwa sang aktivis ditangkap pada Selasa (23/6/2020) di kediamannya di Hubei.

Dia mengaku begitu khawatir karena tak mendapat kabar dari suaminya selama enam bulan, di mana ketakutannya jika Ding disiksa.

Baca juga: John Bolton: Sambil Makan Steak Salmon, Xi Jinping Puji Donald Trump

Sementara aktivis lain menuturkan, keluarga Xu Zhiyong menerima telepon dari otoritas pada Sabtu pekan lalu (20/6/2020).

Telepon yang berasal dari Kepolisian Shandong tersebut menyatakan Xu ditahan, dengan tuduhan yang hampir sama seperti Ding.

Xu ditahan sejak Februari setelah mempublikasikan serangkaian kritik atas respons Partai Komunis atas Covid-19, dan meminta Xi Jinping mundur.

Hua Ze, aktivis HAM yang dekat dengan keluarga Xu menuturkan, pihak keluarga tengah menunggu pemberitahuan tertulis mengenai jenis tuduhannya.

Baca juga: Trump Dikabarkan Minta Bantuan Xi Jinping agar Menang Pilpres

"(Saudara Xu) sempat menanyakan di mana dia ditahan. Namun, mereka tidak bersedia memberitahukan kepadanya," papar Hua.

Meski dalam persidangan kuasa hukum bisa meminta untuk bertemu klien, Hua mencatat bahwa ada kasus yang pengacar dilarang menemui kliennya.

Leo Lan dari Chinese Human Rights Defenders menuturkan, baik Ding dan Xu seharusnya tidak perlu ditahan oleh aparat Negeri "Panda".

"Karena bertemu teman untuk mendiskusikan isu tidak bisa dikategorikan sebagai 'membahayakan keamanan nasional dan menimbulkan makar'," jelasnya.

Baca juga: Trump Tak Mood Berbicara dengan Presiden China Xi Jinping

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com