Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Sambung Tangan Polisi India yang Putus Saat Tegakkan Lockdown

Kompas.com - 14/04/2020, 11:19 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber BBC

NEW DELHI, KOMPAS.com - Para dokter telah merekatkan kembali tangan seorang polisi India yang terpotong, ketika menegakkan lockdown di negara bagian Punjab.

Serangan itu terjadi pada Minggu (12/4/2020) di distrik Patiala, dan menimpa sub-inspektur Harjeet Singh. Ia langsung dilarikan ke rumah sakit.

Dilansir dari BBC, 11 orang yang dilaporkan dari sekte keagamaan Nihang Sikh telah ditangkap sehubungan dengan serangan itu.

Baca juga: Bentrok dengan Pria yang Abaikan Lockdown Covid-19, Tangan Polisi di India Terpotong

Semua negara bagian India berada dalam lockdown hingga 15 April, sebagai bagian dari upaya menghentikan penyebaran virus corona.

Para dokter mengatakan, operasi itu sangat kompleks dan menantang, tetapi sub-inspektur Singh kemungkinan akan sembuh total.

Ketua Menteri Punjab, Amarinder Singh, melalui Twitter-nya memberi ucapan selamat kepada tim medis.

Baca juga: Kekurangan Tempat, RS India Usir Pasien Non-Corona demi Rawat Pasien Corona

"Aku bangga dengan @PunjabPoliceInd di bawah SI Bikkar Singh atas profesionalitas menangani situasi ini. ASI Harjeet Singh sedang menjalani operasi plastik di PGI Chandigarh, semoga operasinya sukses."

Saat insiden terjadi, sub-inspektur Singh menegur para penyerangnya karena melanggar aturan lockdown, lalu tangannya terpotong akibat tebasan senjata tajam.

Setelah serangan kepada polisi, orang-orang itu langsung melarikan diri ke desa terdekat dan berlindung di kompleks gurdwara, menurut laporan media setempat.

Gurdwara adalah tempat berkumpul dan beribadah bagi orang Sikh. Sikh juga menyebut gurdwara sebagai Gurdwara Sahib.

Ilustrasi Sikh gurdwara Golden Temple (Harmandir Sahib), Amritsar, Punjab, India. SHUTTERSTOCK/DMITRY RUKHLENKO Ilustrasi Sikh gurdwara Golden Temple (Harmandir Sahib), Amritsar, Punjab, India.
Mereka enggan menyerahkan diri dan justru menembaki polisi, tetapi akhirnya keluar dari gurdwara setelah polisi memanggil bala bantuan.

Para pelaku langsung dijerat tiga tuduhan sekaligus, yaitu upaya pembunuhan, penganiayaan, dan serangan fisik terhadap petugas publik.

Beberapa kelompok Sikh termasuk Nihang, mengecam insiden tersebut.

Baca juga: Wabah Covid-19, India Perpanjang Lockdown Dua Minggu

BBC mengabarkan, para polisi yang berada di garis depan menegakkan aturan lockdown juga diserang di negara bagian lain.

Namun serangan di Punjab adalah yang paling brutal. Sebuah video kejadian itu yang viral menunjukkan polisi yang terluka meminta bantuan rekan-rekannya.

Siapakah Nihang?

BBC menjabarkan kata Nihan berarti buaya. Banyak sarjana sejarah Sikh menyatakan bahwa Nihang sebelumnya juga disebut Nihang Akalis.

Baca juga: Lockdown karena Virus Corona, Monyet dan Gajah Masuk ke Jalanan India

Banyak catatan sejarah menggambarkan mereka sebagai tentara andalan pejuang Sikh yang membawa cudgels semacam senjata berbentuk tongkat pendek, bersama mantan penguasa Mughal India.

Pakaian khas mereka berwarna biru, dan dikenal karena seni bela diri serta keterampilan menggunakan pedang.

Sekte ini bertugas melindungi Sikh dan para pengikutnya. Peran kelompok ini sebagian besar berupa seremonial, tetapi mereka masih membawa pedang dan pisau sebagai bagian dari pakaiannya.

Baca juga: Diancam Trump, India Perlunak Larangan Ekspor Obat Malaria untuk Obati Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com