Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10.000 Orang Meninggal karena Corona, Gubernur New York: Yang Terburuk Sudah Berakhir

Kompas.com - 14/04/2020, 09:31 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

NEW YORK, KOMPAS.com - Senin (14/4/2020) Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan "yang terburuk sudah berakhir", setelah terdapat total 10.000 korban meninggal akibat virus corona di wilayah pimpinannya.

"Yang terburuk sudah berakhir jika kita terus pintar ke depan. Saya percaya kita sekarang bisa mulai di jalan menuju keadaan normal," kata Cuomo kepada wartawan, dikutip dari AFP Selasa (14/4/2020).

Gubernur dari Partai Demokrat ini melanjutkan, 671 orang meninggal akibat Covid-19 di New York dalam 24 jam terakhir, sehingga jumlah total kematian di negara bagian tersebut menjadi 10.056.

Angka 671 korban meninggal dalam sehari itu adalah yang terendah di New York sejak 5 April, sedangkan yang tertinggi dicatatkan pada Kamis pekan lalu yakni 799 jiwa yang melayang.

Baca juga: Mengapa Kasus Covid-19 di New York Terbanyak di Dunia? Ini Penyebabnya

Cuomo dan para gubernur negara bagian sekitarnya yakni New Jersey, Connecticut, Pennsylvania, Delaware, dan Rhode Island, kemudian mengadakan konferensi video bersama, yang mengumumkan satu gugus tugas untuk membuat rencana pembukaan kembali.

Di West Coast, para gubernur California, Oregon, dan Washington juga mengumumkan kesepakatan tentang visi bersama untuk membuka kembali ekonomi mereka, sembari tetap mencegah penyebaran virus corona.

Rincian tentang rencana mereka diperkirakan siap pada Selasa (14/4/2020).

Baca juga: Virus Corona Buat New York Kewalahan Urusi Jenazah dan Rumah Sakit Darurat

Sebelumnya, Presiden Donald Trump dalam tweet-nya menuliskan, setiap keputusan untuk mengakhiri penutupan ada padanya, walau lockdown yang ditetapkan negara bagian adalah inisiatif gubernur.

Sistem federal pemerintah AS mendelegasikan kekuasaan kepada gubernur dari 50 negara bagian, tetapi presiden secara teori dapat menggunakan kekuasaannya untuk mengawasi strategi nasional yang terkoordinasi.

Cuomo mengatakan, 18 pejabat dengan 3 masing-masing dari 6 negara bagian wilayah East Coast akan segera mulai bekerja pada proposal "terkoordinasi" untuk membuat bisnis dan sekolah terbuka lagi.

Baca juga: Catatkan Kasus Covid-19 Terbanyak di Dunia, New York Gali Kuburan Massal

"Kami tidak memulai dengan jadwal tetapi kami akan mengatakan kepada kelompok, 'kami menginginkannya segera tetapi harus cerdas'," tegas Cuomo.

Pada konferensi pers sebelumnya ia mengatakan, pembukaan kembali akan dilakukan secara bertahap, yang melibatkan pelonggaran aturan isolasi dan bisa dimulai dengan menetapkan ulang siapa saja yang termasuk pekerja esensial.

Tidak bisa cepat

Terkait dengan pembukaan kembali New York, Cuomo mengingatkan segalanya tidak akan kembali seperti biasa dalam waktu cepat.

"Ini tidak akan terjadi seperti, kita menyalakan saklar dan semua orang keluar dari rumah mereka, masuk ke mobil mereka, saling melambai dan berpelukan, lalu perekonomian akan dimulai," ucap Cuomo beranalogi.

Baca juga: Tenaga Medis New York Kenang Rekan Mereka yang Gugur Merawat Pasien Covid-19

Gubernur menggambarkan, memulai kembali perekonomian New York seperti "membuka katup", dan memohon orang-orang untuk "melakukannya dengan hati-hati, perlahan, dan cerdas."

"Jika Anda melihat bahwa tingkat infeksi mulai meningkat, yang akan merusak semua yang telah kita capai sejauh ini, maka Anda tahu Anda membuka katup terlalu cepat," katanya.

Gubernur 62 tahun itu mendorong 19,5 juta penduduk New York untuk terus mengikuti pedoman physical distancing, dengan mengatakan "dua atau tiga hari perilaku ceroboh bisa membawa pandemi kembali."

Baca juga: Peneliti Sebut Virus Corona yang Menyebar di Kota New York Berasal dari Eropa

Negara bagian New York menyumbang hampir setengah dari 23.070 kematian akibat virus corona di AS, menurut penghitungan dari Universitas Johns Hopkins.

Virus ini telah menyebar di kalangan masyarakat Amerika Latin dan Afrika-Amerika yang tinggal di area miskin, di mana banyak penduduk bekerja di sektor jasa dan sering kali tidak memiliki asuransi kesehatan yang komprehensif.

Baca juga: Stigma dan Mitos Sebabkan Orang Afrika-Amerika Rentan Terkena Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com