Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam 24 Jam Terakhir, 1.509 Orang Meninggal di AS karena Virus Corona

Kompas.com - 14/04/2020, 08:42 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber CNN,AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) mencatatkan 1.509 kematian akibat virus corona dalam 24 jam terakhir.

Angka tersebut diumumkan oleh Universitas Johns Hopkins pada Senin (13/4/2020) pukul 20.30 waktu setempat, atau Selasa (14/4/2020) pukul 07.30 pagi WIB.

Jumlah korban pada Senin setara dengan Minggu yang mencatatkan 1.514 korban jiwa.

Baca juga: Virus Corona di Kapal Induk Theodore Roosevelt AS, 1 Anggota AL Tewas

Dilansir dari AFP, Selasa (14/4/2020), Covid-19 telah merenggut setidaknya 23.529 nyawa di Negeri "Uncle Sam", terbanyak dari negara mana pun.

AS total memiliki lebih dari 550.000 kasus virus corona, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Namun, Gubernur New York pada Senin menyatakan bahwa "yang terburuk sudah berakhir" di negara bagian tersebut, ketika angka kematian mencapai 10.000.

Baca juga: Mengapa Kasus Covid-19 di New York Terbanyak di Dunia? Ini Penyebabnya

Beberapa negara lain kini juga sedang menyusun rencana untuk memulai lagi perekonomian yang sempat mati suri.

Presiden Donald Trump dalam tweet-nya menuliskan, setiap keputusan untuk mengakhiri penutupan ada padanya, walau lockdown yang ditetapkan negara bagian adalah inisiatif gubernur.

Sistem federal Pemerintah AS mendelegasikan kekuasaan kepada gubernur dari 50 negara bagian, tetapi presiden secara teori dapat menggunakan kekuasaannya untuk mengawasi strategi nasional yang terkoordinasi.

Baca juga: Pemilu AS 2020: Sanders dan Biden Bersatu Lawan Trump

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan, mencabut pembatasan pergerakan dan perjalanan yang terlalu cepat dapat memicu gelombang kedua virus corona.

Dr Anthony Fauci, pakar pandemi senior, dalam sebuah wawancara televisi mengatakan, beberapa negara bagian dapat mulai mengurangi pembatasan bulan depan, asalkan tetap berhati-hati.

Baca juga: Pasca Kritik dari Dr Anthony Fauci, Trump Retweet Unggahan yang Memuat Tagar #FireFauci

"Saya pikir itu mungkin bisa dimulai dalam beberapa cara, mungkin bulan depan," kata pria yang menjabat sebagai Kepala Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular itu kepada CNN.

"Kami berharap akhir bulan ini kita dapat melihat-lihat dan berkata, oke, apakah ada bagian di sini yang kita dapat mulai lagi dengan aman dan berhati-hati?" lanjutnya.

"Jika ada, lakukanlah. Jika tidak, maka teruslah berdiam diri," ucap Fauci, dikutip dari AFP.

Fauci mengatakan, daerah-daerah akan siap pada waktu yang berbeda-beda ketika AS mulai "menyalakan lampu".

Baca juga: Jika Saja Lebih Cepat Tanggapi Virus Corona, AS Bisa Selamatkan Banyak Nyawa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com