Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teori Herd Immunity PM Inggris Atasi Virus Corona Terbukti Gagal

Kompas.com - 23/03/2020, 13:57 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Menteri pembangunan Nasional Singapura, Lawrence Wong mengatakan pada Minggu bahwa Inggris dan Swiss telah meninggalkan tindakan apa pun untuk menahan virus.

Beberapa dokter Inggris terkemuka juga mempertanyakan alasan ilmiah dibalik kebijakan herd immunity ala Johnson.

Arne Akbar, Presiden Masyarakat Inggris untuk Imunologi menulis dalam kicauannya, "Kami memiliki kesempatan kecil untuk melindungi bangsa ini. Untuk mempelajari virus yang baru muncul ini dan menghadapi keadaan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mengancam kesehatan global."

Pada Senin malam (16/03/2020) akhirnya Boris Johnson mengubah aturan resminya dalam waktu hanya tiga jam.

Baca juga: Perang Lawan Corona, AS Siapkan Stasiun Medis dengan Total 4.000 Tempat Tidur

 

Ahli epidemologi Imperial College Azra Ghani menjelaskan bahwa timnya yang tadinya berharap strategi go-it-alone dengan herd immunity dapat membangun namun ternyata mereka menyadari hal itu tidak mungkin.

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson dalam jumpa pers berita harian virus corona akhirnya mengeluarkan tiga aturan untuk menghentikan penularan virus corona.

Pertama, setiap warga di Inggris wajib menghindari perjalanan yang tidak penting serta tidak melakukan kontak sosial dengan orang lain.

Kedua, seluruh warga harus bekerja dari rumah jika memungkinkan. Pada informasi terakhir, pemerintah Inggris bahkan memberikan upah 80 persen bagi karyawan yang bekerja dari rumah dan tidak mendapatkan gaji dari perusahaannya.

Ketiga, wanita hamil dan orang lansia di atas (70 tahun) memiliki kondisi kesehatan tertentu harus mempertimbangkan pedoman pencegahan virus corona. 

Baca juga: Di Tengah Wabah Virus Corona, Gempa Guncang Zagreb, Ibu Kota Kroasia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com