KOMPAS.com - Meski dikenal sebagai negeri tempe, kedelai yang dipakai oleh produsen tempe kebanyakan bukan berasal dari Indonesia.
Menurut Pengajar ilmu teknologi pangan IPB sekaligus ahli tempe, Suliantri, saat ini, rata-rata produsen tempe menggunakan kedelai impor sebagai bahan baku
Dikutip dari berita Kompas.com yang tayang pada Rabu (19/1/2022), Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin, menyampaikan bahwa kedelai impor sudah memiliki standar pasti mengenai warna, ukuran, bentuk, hingga kandungan proteinnya.
Kedelai impor asal Amerika Serikat, Argentina, Brasil, hingga Kanada dibuat menggunakan teknologi dan sistem yang tepat sehingga produknya pun seragam.
"Tapi kalau kedelai lokal itu pada umumnya tidak ada standarisasi. Namun karena dia alamiah, ini proteinnya, gizinya lebih tinggi, lebih bagus daripada kedelai impor," kata Aip.
Suliantari pun mengakui hal ini. Menurutnya, kandungan protein dalam kedelai dalam negeri lebih tinggi.
"Sekilas, tidak ada bedanya kedelai impor dan lokal, hanya kandungan gizinya lebih tinggi kedelai lokal," kata Suliantari dalam acara perilisan Taro Tempe, Senin (27/2/2023).
Sayangnya, menurut Suliantari, jumlah kedelai lokal tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi tempe.
Itu sebabnya, koperasi tempe di banyak daerah Indonesia lebih banyak menyetok kedelai impor dibandingkan dengan kedelai lokal.
Baca juga:
Ilustrasi kedelai.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.