Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkatkan Kualitas Kopi Sumatera, Starbucks Farmer Support Center Bantu Edukasi Petani Lokal

Kompas.com - 23/04/2024, 11:31 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Memastikan ketersediaan kopi berkualitas pada masa mendatang tidak bisa dilakukan hanya dalam satu malam. 

Persiapannya perlu dimulai sedini mungkin, mulai dari menanam kopi yang berkualitas, memantau produktivitas kopi, hingga menjaga agar regenerasi petani kopi tetap berlanjut.

Guna mendukung produktivitas kopi berkualitas, Starbucks Farmer Support Center (FSC) hadir untuk membantu para petani lokal dalam mengelola dan meningkatkan kualitas kopi yang ditanam.

Baca juga: Kopi Indonesia Tampil pada Pameran Kopi Terbesar di Inggris dan Eropa

"Terdapat 10 FSC di dunia, salah satunya ada di Pulau Sumatera, karena kami rasa kami harus ada di sini untuk membantu para petani lokal untuk meningkatkan produktivitas kopi mereka."

Hal ini disampaikan oleh Director Trade and Traffic, Starbucks Coffee Trading Company, Elliot Bentzen saat kegiatan Starbucks Origins Media Experience di Starbucks Farmer Support Centre, Sumatera Utara, Sabtu (20/4/2024).

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Foodplace (@my.foodplace)

Sebagai informasi, Starbucks Farmer Support Center yang ada di Sumatera Utara dibuka pada 2015. Pusat edukasi kopi ini dibuka untuk umum dan bebas dikunjungi oleh para petani kopi yang ingin belajar mengenai kopi bersama ahlinya.

"Setiap petani bisa datang ke sini, kami akan membantu kamu," tutur Elliot.

Baca juga: Apakah Boleh Minum Kopi Saset Setiap Hari? Berikut Penjelasannya…

Lebih lanjut disampaikan bahwa Farmer Support Center yang ada di Sumatera juga terhubung dengan Farmer Support Center yang ada di berbagai belahan dunia.

Farmer Support Centre Starbucks memberikan edukasi seputar penanam bibit kopi kepada petani lokal. Dokumentasi Farmer Support Centre Starbucks. Farmer Support Centre Starbucks memberikan edukasi seputar penanam bibit kopi kepada petani lokal.

Jadi, antar Farmer Support Center memungkinkan untuk saling bertukar informasi mengenai masalah yang dihadapi dan solusi yang bisa diterapkan.

"Misalnya, apa yang terjadi di FSC Brazil, dan apa yang dilakukan kepada petani lokal di Brazil, mungkin bisa ditiru dan diterapkan di Indonesia," kata Elliot.

Edukasi petani lokal

Sebagai upaya meningkatkan kualitas kopi, khususnya di Pulau Sumatera, Farmer Support Center tidak semata hanya memberikan informasi kepada petani.

Farmer Support Centre Starbucks memberikan edukasi seputar penanam bibit kopi kepada petani lokal. Dokumentasi Farmer Support Centre Starbucks. Farmer Support Centre Starbucks memberikan edukasi seputar penanam bibit kopi kepada petani lokal.

Tetapi juga melakukan riset terbaru mengenai varietas dan perkembangan penanaman kopi. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menyesuaikan penanaman kopi dengan adanya perubahan cuaca maupun iklim.

Elliot mencontohkan pengalamannya yang tidak memerlukan rumah kaca untuk mengeringkan kopi, karena saat itu sedang musim kemarau.

Baca juga: Mengapa Lokasi Tanam Kopi Indonesia Disebut Spesial?

Namun, kondisi tersebut kemudian berubah karena peralihan ke musim hujan. Alhasil, dirinya menyadari bahwa rumah kaca untuk mengeringkan kopi sangat dibutuhkan.

"Tentu ada perubahan (teknik budidaya kopi) karena menyesuaikan dengan perubahan musim," katanya.

Selain memberikan informasi seputar kopi, Farmer Support Centre juga terbuka untuk ketersediaan bibit lamtoro, yang bisa ditanam berdampingan dengan bibit kopi.

Bibit yang disediakan oleh Farmer Support Centre untuk petani lokal. Dokumentasi Farmer Support Centre Starbucks. Bibit yang disediakan oleh Farmer Support Centre untuk petani lokal.

General Manager Starbucks Agronomy, Masyitah Daud mengatakan bahwa setiap tahun Farmer Support Center memiliki projek harus membagikan minimal 15.000 bibit lamtoro kepada petani.

Setiap petani kopi nantinya dapat mengambil bibit lamtoro sesuai kebutuhan untuk ditanam di kebun mereka.

Adapun bentuk upaya pemantauan lamtoro yang dibagikan, kata Ita, setiap kebun petani yang terdaftar nantinya akan dilengkapi dengan sistem pemosisi global atau gps.

Baca juga: Cerita Barista Indonesia Menang di Kompetisi Menyeduh Kopi Dunia

Tujuannya untuk memastikan bibit lamtoro yang dibagikan kepada petani benar-benar ditanam sesuai fungsinya.

Sebagai informasi, lamtoro atau petai china merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk pelindung tanaman kopi, serta dapat meningkatkan kesuburan tanah.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com